THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Entri Populer

Minggu, 22 Mei 2011

permohonan maaaf

eh maaf tadi kok linknya ga muncul ya
blognya ini nih:
http://la-fiesto-de-berlinho.blogspot.com/
http://berlibenk.blogspot.com/

terima kasih dan mohon maaf sebesar-besarnya

pemberitahuan

hei kawan-kawanku sebangsa dan setanah air

aku punya blog lainnya selain blog ini yaitu :

kalo blog yang ini mungkin namanya sulit kalian apalin, jadi mungkin blog itu bagi saya cuma buat mainan aja.

Tapi yang kedua, aku punya blog
Kalo yang ini wajib anda ikuti karena saya akan menuliskan postingan saya yang akan datang disana, soalnya di blog ini terlalu gelap, dan judulnya pun tidak menarik.

atas perhatian pembaca dan follower, saya mengucapkan terima kasih

Rabu, 11 Mei 2011

asal usul nama belakang saya

Silsilah dan Tarombo Batak dari Si Raja Batak

Bangsa Yang besar adalah bangsa yang melestarikan Kebudayaan.Berikut merupakan Silsilah/Tarombo Batak yang mungkin terlupakan seiring masuknya Budaya asing ke Bangsa Indonesia.

SI RAJA BATAK mempunyai 2 orang putra, yaitu:
1. Guru Tatea Bulan
2. Raja Isombaon

GURU TATEA BULAN
Dari istrinya yang bernama Si Boru Baso Bburning, Guru Tatea Bulan memperoleh 5 orang putra dan 4 orang putri, yaitu :
* Putra (sesuai urutan):
1. Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng), tanpa keturunan
2. Tuan Sariburaja (keturunannya Pasaribu)
3. Limbong Mulana (keturunannya Limbong).
4. Sagala Raja (keturunannya Sagala)
5. Silau Raja (keturunannnya Malau, Manik, Ambarita dan Gurning)

*Putri:
1. Si Boru Pareme (kawin dengan Tuan Sariburaja, ibotona)
2. Si Boru Anting Sabungan, kawin dengan Tuan Sorimangaraja, putra Raja Isombaon
3. Si Boru Biding Laut, (Diyakini sebagai Nyi Roro Kidul)
4. Si Boru Nan Tinjo (tidak kawin).

Tatea Bulan artinya "Tertayang Bulan" = "Tertatang Bulan". Raja Isombaon (Raja Isumbaon)

Raja Isombaon artinya raja yang disembah. Isombaon kata dasarnya somba (sembah). Semua keturunan Si Raja Bbatak dapat dibagi atas 2 golongan besar:
1. Golongan Ttatea Bulan = Golongan Bulan = Golongan (Pemberi) Perempuan. Disebut juga golongan Hula-hula = Marga Lontung.

2. Golongan Isombaon = Golongan Matahari = Golongan Laki-laki. Disebut juga Golongan Boru = Marga Sumba.

Kedua golongan tersebut dilambangkan dalam bendera Batak (bendera Si Singamangaraja, para orangtua menyebut Sisimangaraja, artinya maha raja), dengan gambar matahari dan bulan. Jadi, gambar matahari dan bulan dalam bendera tersebut melambangkan seluruh keturunan Si Raja Batak.

PENJABARAN
* RAJA UTI
Raja Uti (atau sering disebut Si Raja Biak-biak, Raja Sigumeleng-geleng). Raja Uti terkenal sakti dan serba bisa. Satu kesempatan berada berbaur dengan laki-laki, pada kesempatan lain membaur dengan peremuan, orang tua atau anak-anak. Beliau memiliki ilmu yang cukup tinggi, namun secara fisik tidak sempurna. Karena itu, dalam memimpin Tanah Batak, secara kemanusiaan Beliau memandatkan atau bersepakat dengan ponakannya/Bere Sisimangaraja, namun dalam kekuatan spiritual etap berpusat pada Raja Uti.

* SARIBURAJA
Sariburaja adalah nama putra kedua dari Guru Tatea Bulan. Dia dan adik kandungnya perempuan yang bernama Si Boru Pareme dilahirkan marporhas (anak kembar berlainan jenis, satu peremuan satunya lagi laki-laki).

Mula-mula Sariburaja kawin dengan Nai Margiring Laut, yang melahirkan putra bernama Raja Iborboron (Borbor). Tetapi kemudian Saribu Raja mengawini adiknya, Si Boru Pareme, sehingga antara mereka terjadi perkawinan incest.

Setelah perbuatan melanggar adat itu diketahui oleh saudara-saudaranya, yaitu Limbong Mulana, Sagala Rraja, dan Silau Raja, maka ketiga saudara tersebut sepakat untuk mengusir Sariburaja. Akibatnya Sariburaja mengembara ke hutan Sabulan meninggalkan Si Boru Pareme yang sedang dalam keadaan hamil. Ketika Si Boru Pareme hendak bersalin, dia dibuang oleh saudara-saudaranya ke hutan belantara, tetapi di hutan tersebut Sariburaja kebetulan bertemu dengan dia.

Sariburaja datang bersama seekor harimau betina yang sebelumnya telah dipeliharanya menjadi "istrinya" di hutan itu. Harimau betina itulah yang kemudian merawat serta memberi makan Si Boru Pareme di dalam hutan. Si Boru Pareme melahirkan seorang putra yang diberi nama Si Raja Lontung.

Dari istrinya sang harimau, Sariburaja memperoleh seorang putra yang diberi nama Si raja babiat. Di kemudian hari Si raja babiat mempunyai banyak keturunan di daerah Mandailing. Mereka bermarga Bayoangin.

Karena selalu dikejar-kejar dan diintip oleh saudara-saudaranya, Sariburaja berkelana ke daeerah Angkola dan seterusnya ke Barus.

SI RAJA LONTUNG
Putra pertama dari Tuan Sariburaja. Mempunyai 7 orang putra dan 2 orang putri, yaitu:
* Putra:
1.. Tuan Situmorang, keturunannya bermarga Situmorang.
2. Sinaga raja, keturunannya bermarga Sinaga.
3. Pandiangan, keturunannya bermarga Pandiangan.
4. Toga nainggolan, keturunannya bermarga Nainggolan.
5. Simatupang, keturunannya bermarga Simatupang.
6. Aritonang, keturunannya bermarga Aritonang.
7. Siregar, keturunannya bermarga Siregar.

* Putri :
1. Si Boru Anakpandan, kawin dengan Toga Sihombing.
2. Si Boru Panggabean, kawin dengan Toga Simamora.
Karena semua putra dan putri dari Si Raja Lontung berjumlah 9 orang, maka mereka sering dijuluki dengan nama Lontung Si Sia Marina, Pasia Boruna Sihombing Simamora.

Si Sia Marina = Sembilan Satu Ibu.
Dari keturunan Situmorang, lahir marga-marga cabang Lumban Pande, Lumban Nahor, Suhutnihuta, Siringoringo, Sitohang, Rumapea, Padang, Solin.

SINAGA
Dari Sinaga lahir marga-marga cabang Simanjorang, Simandalahi, Barutu.

PANDIANGAN
Lahir marga-marga cabang Samosir, Pakpahan, Gultom, Sidari, Sitinjak, Harianja.

NAINGGOLAN
Lahir marga-marga cabang Rumahombar, Parhusip, Lumban Tungkup, Lumban Siantar, Hutabalian, Lumban Raja, Pusuk, Buaton, Nahulae.

SIMATUPANG
Lahir marga-marga cabang Togatorop (Sitogatorop), Sianturi, Siburian.

ARITONANG
Lahir marga-marga cabang Ompu Sunggu, Rajagukguk, Simaremare.

SIREGAR
Llahir marga-marga cabang Silo, Dongaran, Silali, Siagian, Ritonga, Sormin.


* SI RAJA BORBOR
Putra kedua dari Tuan Sariburaja, dilahirkan oleh Nai Margiring Laut. Semua keturunannya disebut Marga Borbor.

Cucu Raja Borbor yang bernama Datu Taladibabana (generasi keenam) mempunyai 6 orang putra, yang menjadi asal-usul marga-marga berikut :

1. Datu Dalu (Sahangmaima).
2. Sipahutar, keturunannya bermarga Sipahutar.
3. Harahap, keturunannya bermarga Harahap.
4. Tanjung, keturunannya bermarga Tanjung.
5. Datu Pulungan, keturunannya bermarga Pulungan.
6. Simargolang, keturunannya bermarga Imargolang.

Keturunan Datu Dalu melahirkan marga-marga berikut :
1. Pasaribu, Batubara, Habeahan, Bondar, Gorat.
2. Tinendang, Tangkar.
3. Matondang.
4. Saruksuk.
5. Tarihoran.
6. Parapat.
7. Rangkuti.

Keturunan Datu Pulungan melahirkan marga-marga Lubis dan Hutasuhut.

Limbong Mulana dan marga-marga keturunannya
Limbong Mulana adalah putra ketiga dari Guru Tatea Bulan. Keturunannya bermarga Limbong yang mempunyai dua orang putra, yaitu Palu Onggang, dan Langgat Limbong. Putra dari Langgat Limbong ada tiga orang. Keturunan dari putranya yang kedua kemudian bermarga Sihole, dan keturunan dari putranya yang ketiga kemudian bermarga Habeahan. Yang lainnya tetap memakai marga induk, yaitu Limbong.

SAGALA RAJA
Putra keempat dari Guru Tatea Bulan. Sampai sekarang keturunannya tetap memakai marga Sagala.

SILAU RAJA
Silau Raja adalah putra kelima dari Guru Tatea Bulan yang mempunyai empat orang putra, yaitu:
1. Malau
2. Manik
3. Ambarita
4. Gurning

Khusus sejarah atau tarombo Ambarita Raja atau Ambarita, memiliki dua putra:
I. Ambarita Lumban Pea
II. Ambarita Lumban Pining

Lumban Pea memiliki dua anak laki-laki
1. Ompu Mangomborlan
2. Ompu Bona Nihuta
Berhubung Ompu Mangomborlan tidak memiliki anak/keturunan laki-laki, maka Ambarita paling sulung hingga kini adalah turunan Ompu Bona Nihuta, yang memiliki anak laki-laki tunggal yakni Op Suhut Ni Huta. Op Suhut Nihuta juga memiliki anak laki-laki tunggal Op Tondolnihuta.

Keturunan Op Tondol Nihuta ada empat laki-laki:
1. Op Martua Boni Raja (atau Op Mamontang Laut)
2. Op Raja Marihot
3. Op Marhajang
4. Op Rajani Umbul

Selanjutnya di bawah ini hanya dapat meneruskan tarombo dari Op Mamontang Laut (karena keterbatasan data. Op Mamontang Laut menyeberang dari Ambarita di Kabupaten Toba Samosir saat ini ke Sihaporas, Kecamatan Pematang Sidamanik, Kabupaten Simalungun. Hingga tahun 2008 ini, keturunan Op Mamontang laut sudah generasi kedelapan).

Op Mamontang Laut semula menikahi Boru Sinaga, dari Parapat. Setelah sekian tahun berumah tangga, mereka tidka dikaruniai keturunan, lalu kemudian menikah lagi pada boru Sitio dari Simanindo, Samosir.

Dari perkawinan kedua, lahir tiga anak laki-laki
1. Op Sohailoan menikahi Boru Sinaga bermukim di Sihaporas Aek Batu
Keturunan Op Sohailoan saat ini antara lain Op Josep (Pak Beluana di Palembang)

2. Op Jaipul menikahi Boru Sinaga bermukin di Sihaporas Bolon
Keturunan antara lain J ambarita Bekasi, dan saya sendiri (www.domu-ambarita.blogspot.com atau domuambarita@yahoo.com)

3. Op Sugara atau Op Ni Ujung Barita menikahi Boru Sirait bermukim di Motung, Kabupaten Toba Samosir.
Keturunan Op Sugara antara lain penyanyi Iran Ambarita dan Godman Ambarita


TUAN SORIMANGARAJA
Tuan Sorimangaraja adalah putra pertama dari Raja Isombaon. Dari ketiga putra Raja Isombaon, dialah satu-satunya yang tinggal di Pusuk Buhit (di Tanah Batak). Istrinya ada 3 orang, yaitu :
1. Si Boru Anting Malela (Nai Rasaon), putri dari Guru Tatea Bulan.
2. Si Boru Biding Laut (nai ambaton), juga putri dari Guru Tatea Bulan.
c. Si Boru Sanggul Baomasan (nai suanon).

Si Boru Anting Malela melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Djulu (Ompu Raja Nabolon), gelar Nai Ambaton.

Si Boru Biding Laut melahirkan putra yang bernama Tuan Sorba Jae (Raja Mangarerak), gelar Nai Rasaon.

Si Boru Sanggul Haomasan melahirkan putra yang bernama Tuan Sorbadibanua, gelar Nai Suanon.
Nai Ambaton (Tuan Sorba Djulu/Ompu Raja Nabolon)

Nama (gelar) putra sulung Tuan Sorimangaraja lahir dari istri pertamanya yang bernama Nai Ambaton. Nama sebenarnya adalah Ompu Raja Nabolon, tetapi sampai sekarang keturunannya bermarga Nai Ambaton menurut nama ibu leluhurnya.

Nai Ambaton mempunyai empat orang putra, yaitu:
1. Simbolon Tua, keturunannya bermarga Simbolon.
2. Tamba Ttua, keturunannya bermarga Tamba.
3. Saragi Tua, keturunannya bermarga Saragi.
4. Munte Tua, keturunannya bermarga Munte (Munte, Nai Munte, atau Dalimunte).
Dari keempat marga pokok tersebut, lahir marga-marga cabang sebagai berikut (menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W. Hutagalung):

SIMBOLON
Lahir marga-marga Tinambunan, Tumanggor, Maharaja, Turutan, Nahampun, Pinayungan. Juga marga-marga Berampu dan Pasi.

TAMBA
Lahir marga-marga Siallagan, Tomok, Sidabutar, Sijabat, Gusar, Siadari, Sidabolak, Rumahorbo, Napitu.

SARAGI
Lahir marga-marga Simalango, Saing, Simarmata, Nadeak, Sidabungke.

MUNTE
Lahir marga-marga Sitanggang, Manihuruk, Sidauruk, Turnip, Sitio, Sigalingging.

Keterangan lain mengatakan bahwa Nai Ambaton mempunyai dua orang putra, yaitu Simbolon Tua dan Sigalingging. Simbolon Tua mempunyai lima orang putra, yaitu Simbolon, Tamba, Saragi, Munte, dan Nahampun.

Walaupun keturunan Nai Ambaton sudah terdiri dari berpuluih-puluh marga dan sampai sekarang sudah lebih dari 20 sundut (generasi), mereka masih mempertahankan Ruhut Bongbong, yaitu peraturan yang melarang perkawinan antarsesama marga keturunan Nai Ambaton.

Catatan mengenai Ompu Bada, menurut buku "Tarombo Marga Ni Suku Batak" karangan W Hutagalung, Ompu Bada tersebut adalah keturunan Nai Ambaton pada sundut kesepuluh.

Menurut keterangan dari salah seorang keturunan Ompu Bada (mpu bada) bermarga gajah, asal-usul dan silsilah mereka adalah sebagai berikut:
1. Ompu Bada ialah asal-usul dari marga-marga Tendang, Bunurea, Manik, Beringin, Gajah, dan Barasa.
2. Keenam marga tersebut dinamai Sienemkodin (enem = enam, kodin = periuk) dan nama tanah asal keturunan Empu Bada, pun dinamai Sienemkodin.
3. Ompu Bada bukan keturunan Nai Ambaton, juga bukan keturunan si raja batak dari Pusuk Buhit.
4. Lama sebelum Si Raja Batak bermukim di Pusuk Buhit, Ompu Bada telah ada di tanah dairi. Keturunan Ompu bada merupakan ahli-ahli yang terampil (pawang) untuk mengambil serta mengumpulkan kapur barus yang diekspor ke luar negeri selama berabad-abad.
5. Keturunan Ompu Bada menganut sistem kekerabatan Dalihan Natolu seperti yang dianut oleh saudara-saudaranya dari Pusuk Buhit yang datang ke tanah dairi dan tapanuli bagian barat.

NAI RASAON (RAJA MANGARERAK)
Nama (gelar) putra kedua dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri kedua tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Rasaon. Nama sebenarnya ialah Raja Mangarerak, tetapi hingga sekarang semua keturunan Raja Mangarerak lebih sering dinamai orang Nai Rasaon.

Raja Mangarerak mempunyai dua orang putra, yaitu Raja Mardopang dan Raja Mangatur. Ada empat marga pokok dari keturunan Raja Mangarerak:

Raja Mardopang
Menurut nama ketiga putranya, lahir marga-marga Sitorus, Sirait, dan Butar-butar.

Raja Mangatur
Menurut nama putranya, Toga Manurung, lahir marga Manurung. Marga pane adalah marga cabang dari sitorus.

NAI SUANON (tuan sorbadibanua)
Nama (gelar) putra ketiga dari Tuan Sorimangaraja, lahir dari istri ketiga Tuan Sorimangaraja yang bernama Nai Suanon. Nama sebenarnya ialah Tuan Sorbadibanua, dan di kalangan keturunannya lebih sering dinamai Ttuan Sorbadibanua.

Tuan Sorbadibanua, mempunyai dua orang istri dan memperoleh 8 orang putra.
Dari istri pertama (putri Sariburaja):
1. Si Bagot Ni Pohan, keturunannya bermarga Pohan.
2. Si Paet Tua.
3. Si Lahi Sabungan, keturunannya bermarga Silalahi.
4. Si Raja Oloan.
5. Si Raja Huta Lima.

Dari istri kedua (Boru Sibasopaet, putri Mojopahit) :
a. Si Raja Sumba.
b. Si Raja Sobu.
c. Toga Naipospos, keturunannya bermarga Naipospos.

Keluarga Tuan Sorbadibanua bermukim di Lobu Parserahan - Balige. Pada suatu ketika, terjadi peristiwa yang unik dalam keluarga tersebut. Atas ramalan atau anjuran seorang datu, Tuan Sorbadibanua menyuruh kedelapan putranya bermain perang-perangan. Tanpa sengaja, mata Si Raja huta lima terkena oleh lembing Si Raja Sobu. Hal tersebut mengakibatkan emosi kedua istrinya beserta putra-putra mereka masing-masing, yang tak dapat lagi diatasi oleh Tuan Sorbadibanua. Akibatnya, istri keduanya bersama putra-putranya yang tiga orang pindah ke Lobu Gala-gala di kaki Gunung Dolok Tolong sebelah barat.

Keturunana Tuan Sorbadibanua berkembang dengan pesat, yang melahirkan lebih dari 100 marga hingga dewasa ini.
Keturunan Si Bagot ni pohan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Tampubolon, Barimbing, Silaen.
2. Siahaan, Simanjuntak, Hutagaol, Nasution.
3. Panjaitan, Siagian, Silitonga, Sianipar, Pardosi.
4. Simangunsong, Marpaung, Napitupulu, Pardede.

Keturunan Si Paet Tua melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Hutahaean, Hutajulu, Aruan.
2. Sibarani, Sibuea, Sarumpaet.
3. Pangaribuan, Hutapea.

Keturunan si lahi sabungan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Sihaloho.
2. Situngkir, Sipangkar, Sipayung.
3. Sirumasondi, Rumasingap, Depari.
4. Sidabutar.
5. Sidabariba, Solia.
6. Sidebang, Boliala.
7. Pintubatu, Sigiro.
8. Tambun (Tambunan), Doloksaribu, Sinurat, Naiborhu, Nadapdap, Pagaraji, Sunge, Baruara, Lumban Pea, Lumban Gaol.

Keturunan Si Raja Oloan melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Naibaho, Ujung, Bintang, Manik, Angkat, Hutadiri, Sinamo, Capa.
2. Sihotang, Hasugian, Mataniari, Lingga.
3. Bangkara.
4. Sinambela, Dairi.
5. Sihite, Sileang.
6. Simanullang.

Keturunan Si Raja Huta Lima melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Maha.
2. Sambo.
3. Pardosi, Sembiring Meliala.

Keturunan Si Raja Sumba melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Simamora, Rambe, Purba, Manalu, Debataraja, Girsang, Tambak, Siboro.
2. Sihombing, Silaban, Lumban Toruan, Nababan, Hutasoit, Sitindaon, Binjori.

Keturunan Si Raja Sobu melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Sitompul.
2. Hasibuan, Hutabarat, Panggabean, Hutagalung, Hutatoruan, Simorangkir, Hutapea, Lumban Tobing, Mismis.

Keturunan Toga Naipospos melahirkan marga dan marga cabang berikut:
1. Marbun, Lumban Batu, Banjarnahor, Lumban Gaol, Meha, Mungkur, Saraan.
2. Sibagariang, Hutauruk, Simanungkalit, Situmeang.

(Marbun marpadan dohot Sihotang, Banjar Nahor tu Manalu, Lumban Batu tu Purba, jala Lumban Gaol tu Debata Raja. Asing sian i, Toga Marbun dohot si Toga Sipaholon marpadan do tong) ima pomparan ni Naipospos, Marbun dohot Sipaholon. Termasuk do marga meha ima anak ni Ompu Toga sian Lumban Gaol Sianggasana.

***

DONGAN SAPADAN (TEMAN SEIKRAR, TEMAN SEJANJI)
Dalam masyarakat Batak, sering terjadi ikrar antara suatu marga dengan marga lainnya. Ikrar tersebut pada mulanya terjadi antara satu keluarga dengan keluarga lainnya atau antara sekelompok keluarga dengan sekelompok keluarga lainnya yang marganya berbeda. Mereka berikrar akan memegang teguh janji tersebut serta memesankan kepada keturunan masing-masing untuk tetap diingat, dipatuhi, dan dilaksanakan dengan setia. Walaupun berlainan marga, tetapi dalam setiap marga pada umumnya ditetapkan ikatan, agar kedua belah pihak yang berikrar itu saling menganggap sebagai dongan sabutuha (teman semarga).

Konsekuensinya adalah bahwa setiap pihak yang berikrar wajib menganggap putra dan putri dari teman ikrarnya sebagai putra dan putrinya sendiri. Kadang-kadang ikatan kekeluargaan karena ikrar atau padan lebih erat daripada ikatan kekeluargaan karena marga. Karena ada perumpamaan Batak mengatakan sebagai berikut:

"Togu urat ni bulu, toguan urat ni padang;
Togu nidok ni uhum, toguan nidok ni padan"

artinya:

"Teguh akar bambu, lebih teguh akar rumput (berakar tunggang);
Teguh ikatan hukum, lebih teguh ikatan janji"

Masing-masing ikrar tersebut mempunyai riwayat tersendiri. Marga-marga yang mengikat ikrar antara lain adalah:
1. Marbun dengan Sihotang
2. Panjaitan dengan Manullang
3. Tampubolon dengan Sitompul.
4. Sitorus dengan Hutajulu - Hutahaean - Aruan.
5. Nahampun dengan Situmorang.
(Disadur dari buku "Kamus Budaya Batak Toba" karangan M.A. Marbun dan I.M.T. Hutapea, terbitan Balai Pustaka, Jakarta, 1987)

Jumat, 25 Maret 2011

masalah dalam PSSI

Kata Pengantar
Puji syukur haruslah kita panjatkanke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan.
Sepak bola memang sudah mendarah daging dalam pemikiran kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap ada sebuah event tentang persepakbolaan nasional, pasti masyarakat langsung meresponsnya. Ada yang merespons secara berlebihan, tetapi juga ada yang biasa-biasa saja. Tetapi respons masyarakat sering terhalangi oleh pihak-pihak bermasalah yang ingin membuat masalah. Dan dampak utamanya adalah penurunan prestasi Timnas Indonesia.
Makalah ini menyajikan apa-apa saja masalah dalam persepakbolaan Indonesia, seperti carut-marutnya pengurusan PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia sampai pada kerusuhan supporter. Dan juga di bagian akhir makalah ini tersaji berbagai saran yang membangun dari penulis dan juga beberapa narasumber.
Terakhir, penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan dibenak para pembaca yang dapat menimbulkan salah persepsi. Dan juga penulis dengan lapang dada menerima berbagai kritik dan saran dari para pembaca. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Yogyakarta, 2011
Penulis





BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PSSI, yang merupakan induk organisasi sepak bola yang sudah diakui negara, telah diberi kepercayaan oleh negara untuk mengatur segala sistem dalam persepakbolaan Indonesia agar berjalan dengan baik sebagaimana semestinya. PSSI dibentuk pertama kali oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Tentunya, beliau berkeinginan membentuk PSSI dengan dilandasi oleh rasa cintanya pada tanah air, terutama pada sepakbola tanah air. Sehingga, mulai tahun 1966 diadakanlah turnamen Piala Suratin.
Saat ini seringkali kita sebagai rakyat Indonesia, yang juga ikut berperan serta dalam kemajuan negara, melihat apa yang dikerjakan PSSI tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita pasti bersikap kecewa terhadap kinerja PSSI. Menyoroti kinerja PSSI memang sudah menjadi ”buah bibir warung kopi”, karena memang sangatlah enak dan melegakan jika sudah curhat tentang buruknya PSSI. Mulai dari keputusan-keputusan kontroversial dari sang ketua, yaitu Nurdin Halid, buruknya pembinaan pemain usia muda, sampai berita paling panas akhir-akhir ini, yaitu ketegangan antara PSSI dengan LPI (Liga Primer Indonesia).
Kita sebagai warga negara Indonesia, pasti sangat geram dengan kinerja buruk PSSI. Bahkan ada yang sampai membenci ketuanya. Jika ditelaah secara seksama, pasti banyak sekali usul dari masyarakat yang tidak ditanggapi oleh PSSI alias acuh tak acuh. Dan juga masih banyak masyarakat yang bingung, bagaimana caranya usul ke PSSI? Ataukah harus dengan demonstrasi?
Tetapi, kita tidak boleh menyalahkan sepenuhnya kegagalan persepakbolaan Indonesia ini kepada PSSI. PSSI memang salah, tetapi kita juga harus introspeksi diri. Apakah yang sudah kita lakukan untuk kemajuan sepakbola Indonesia? Dan bermacam pertanyaan lainnya. Jika tak ada PSSI, kita pun juga tak bisa terwakili dalam pentas sepakbola dunia.
Oleh karena itu, sangat banyaklah hal yang perlu diuraikan tentang masalah-masalah tersebut. Yang pasti, setelah masalah tersebut diuraikan, kita harus secepat mungkin memperbaikinya. Yang jelek harus kita buang dan yang baik harus kita tingkatkan. Dan juga tak kalah penting, kita harus berdoa kepada Tuhan YME agar Ia memberikan berkah-Nya atas apa yang sudah kita kerjakan.
1.2 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran-gambaran yang lebih jelas dan rinci tentang makalah ini, penulis banyak mengutip dari berbagai sumber dan pustaka yang berhubungan dengan sepakbola Indonesia. Sumber-sumber digunakan pembaca dalam mencari referensi adalah Google (search engine), koran-koran bagian olahraga, dan juga sebuah buku dari Ganesha Putra yang membahas Pembinaan pemain usia muda.
Lalu, penulis juga membandingkan sistem persepakbolaan Indonesia dengan persepakbolaan negara lain yang lebih maju seperti Inggris, Spanyol, Brazil, dan yang paling penting adalah Jepang. Selain itu, sedikit pengalaman yang dipunyai penulis pun tertuang dalam makalah ini.
1.3 Ruang Lingkup
Makalah ini dibuat penulis untuk ditujukan terutama kepada para pengurus (baik pusat maupun daerah). Karena menurut penulis, pihak yang paling bertanggung jawab atas kemerosotan prestasi Timnas Indonesia adalah PSSI.
Selain itu, makalah ini cocok untuk dibaca oleh para suporter, pecinta bola tanah air, dan juga seluruh rakyat Indonesia. Makalah ini juga mengingatkan mereka yang selalu menghina dan menyudutkan PSSI agar mereka dapat menjadi tahu apa masalah utamanya supaya mereka juga ikut berpartisipasi dalam persepakbolaan nasional. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi perpecahan, tetapi penulis ingin semua pihak yang terkait bersatu untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia.
1.4 Tujuan
1. Tujuan Utama
Mencari dan menjabarkan masalah-masalah dalam persepakbolaan Indonesia serta mencari jalan keluarnya.
2. Tujuan khusus
a. Mengingatkan kepada PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Indonesia agar menjalankan tugas dengan benar.
b. Menghimbau suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak penting sehingga tidak mengganggu persepakbolaan Indonesia.
c. Memberikan pengetahuan kepada rakyat Indonesia agar lebih mencintai sepakbola Indonesia.













BAB 2
ISI
2.1 Tentang PSSI
Persatuan Sepak bola Seluruh Indonesia (PSSI) adalah organisasi induk yang bertugas mengatur segala bentuk kegiatan olahraga di Indonesia. Didirikan oleh Ir.Soeratin Sosrosoegondo di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930. PSSI dulunya bernama Persatuan Sepak raga Seluruh Indonesia.
PSSI bergabung dengan FIFA(Federation International Football Association) yaitu organisasi sepakbola dunia pada tahun 1952 dan juga bergabung dengan AFC (Asian Football Confederation). Sudah banyak prestasi yang membanggakan yang pernah digapai oleh Timnas Indonesia. Diantaranya yaitu menjadi tuan rumah Piala Asia yang ke-4 di Jakarta dan Timnas sendiri menjadi runner-up. Sempat mengirimkan pemain-pemainnya dalam jajaran pemain terbaik Asia, diantaranya adalah Soetjipto Soentoro, Jacob Sihasale, Iswadi Idris, dan beberapa pemain Timnas lainnya. Dan pada jaman itupun Timnas menjadi macan asia dan sempat menjadi kekuatan Asia dalam menghadapi tim-tim dunia seperti Brazil, Inggris, dan negara-negara kuat lainnya.
Namun prestasi yang emas itu sangat sulit terulang dimasa sekarang. Seperti sekarang, timnas Indonesia di kawasan regional pun tak bisa menguasai kejuaraan setingkat SEA GAMES dan juga Piala AFF. Seperti ada mata rantai yang terputus dari tahun ke tahun. Pembinaan usia muda yang harusnya menjadi kekuatan utama dalam membentuk suatu persepakbolaan yang maju, sudah digantikan dengan kehadiran pemain-pemain asing yang dengan mudah mengangkat popularitas klub.
Nah, banyak sekali masalah yang dimiliki PSSI sekarang. Mulai dari krisis Ketua Umum yang menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat, pembinaan usia muda yang sangat minim, dan setumpuk masalah yang sejak lama belum terselesaikan. Sampai-sampai, pemerintah yang tidak berhak untuk mengintervensi organisasi yang satu ini, mau ikut-ikutan membantu. Juga presiden FIFA, Sepp Blatter, ikut membuat statement untuk menenangkan perasaan masyarakat. Yang jelas, saat ini sangatlah dibutuhkan orang-orang yang independen yang mau bekerja keras untuk memajukan kembali sepakbola Indonesia.
2.2 Masalah-masalah PSSI saat ini
Setelah pada awal tadi kita sudah membicarakan tentang profil dan segalanyanya tentang PSSI, sekarang kita akan membahas tentang apa problem atau masalah yang sekarang dipunyai PSSI. Mengapa harus ditanyakan? Karena sudah kita ketahui bahwa dewasa ini sepak bola Indonesia tengah dalam masa krisis. Karena mengapa, sejak tahun 1991 kita menjuarai SEA games atau pesta olahraga se-Asean, kita tak pernah merebut juara apapun. Apalagi setelah tampuk kepemimpinan pada tahun 2003 mulai dipegang oleh Nurdin Halid, mantan manajer PSM Makasar yang dianggap sukses membawa PSM Makasar menjuarai Liga Indonesia tahun 199 .Praktis, tak ada prestasi membanggakan yang digapai PSSI. Hanya pada tahun 2005 Indonesia menjuarai Piala Kemerdekaan karena tim Oman mengajukan walk out (WO) karena ia merasa dianiaya oleh official tim Indonesia. Jadi, sekarang ini tak ada yang lebih penting selain mengorek masalah dalam tubuh PSSI sekaligus mencari jalan keluar atas permasalahan itu.
2.2.1 Timnas Garuda yang Miskin Prestasi
Miskin prestasi. Ya kata itulah yang dapat kita sematkan di dada persepakbolaan Indonesia saat ini, terutama setelah memasuki abad 21. Karena apa? Sejak tahun 1991, timnas garuda belum sekalipun mendapat gelar baik itu di ASEAN, Asia, bahkan dunia. Klub-klub di liga Indonesia pun demikian, sejak hilangnya era Galatama yang memunculkan nama Kramayuda Tiga Berlian yang dapat sampai peringkat 3 liga champions Asia, tak ada lagi klub Indonesia yang membanggakan, bahkan untuk lolos ke fase knock out pun susah. Ya, adalah satu dua klub yang masuk fase knock out, seperti PSMS Medan yang sempat sampai perempat final Piala AFC, satu tingkat dibawah Liga Champions Asia.
Sudah lama kita tidak melihat sosok-sosok seperti Sucipto Soentoro, Jacob Sihasale, Iswadi Idris di era 60-an. Ataupun bek tangguh seperti Rony Pattinasarani di era 70-an. Ataupun striker sekelas Bambang Nurdiansyah dan Widodo C. Putro di era 90-an. Sudah lama kita tidak melihat timnas kita menang melawan tim yang bukan medioker, seperti Jepang, Korsel, atau negara-negara Arab.
Ya, prestasi Timnas di era 60an-70an boleh dibilang masa keemasan. Disana banyak trofi yang diraih begitu mudah oleh timnas Indonesia. Mulai dari prestasi yunior sampai ke prestasi senior, dan proses semuanya berkelanjutan. Dan juga karena pada jaman itu Indonesia cukup dengan mengandalkan talenta luar biasa yang dimiliki para pemainnya yang dilatih secara baik oleh pelatih asal Yugoslavia, Tony Pogacknik. Plus “manajemen dari hati ke hati” oleh para pengurus PSSI yang mampu membangkitkan nasionalisme pemain sehingga daya juang pemain meningkat, meskipun mereka hanya menerima honorarium selama pelatnas dan tidak menerima gaji tetap. Yang ada adalah iming-iming heroik: “Akan diterima oleh Presiden RI, Bung Karno, di Istana Merdeka jika berhasil menjadi juara”. Maklum saja, soal dana PSSI semata-mata hanya mengandalkan hasil jualan karcis manakala timnas Indonesia melawan kesebelasan asing kelas dunia main di stadion Senayan, Jakarta. Ditambah sedikit saja dari para donatur gila bola. Sementara pada sisi lain, di hampir semua negara Asia belum ada kompetisi sepakbola profesional. Sehingga pertumbuhan kualitas sepakbola Asia tidak berkembang sepesat seperti sekarang ini.
Maka adalah sangat membanggakan, ketika Indonesia berhasil menduduki posisi elite sepakbola Asia bersama Israel (ketika itu masih masuk zona Asia, belum masuk ke zona Eropa seperti sekarang), Burma (Myanmar sekarang) dan Iran. Kesebelasan Jepang dan Korea Selatan itu dulu dipermak rata-rata 4-0 oleh Indonesia. Taiwan bahkan pernah dicukur oleh Soetjipto Soentoro dengan skor 11-1 di Merdeka Games 1969. Jangan ceritera soal Thailand, Malaysia dan Singapura, mereka nggak level dengan Indonesia. Sedangkan jazirah Arab bahkan ”belum bisa bermain sepakbola” karena federasi sepakbola pun mereka belum punya (negara-negara Arab berkembang pesat sepakbolanya dengan merekrut pelatih kelas dunia asal Brazil ketika mereka mendapat anugerah minyak bumi dan gas mulai pertengahan tahun 1970-an).

Bayangkan. Tim Asian All Stars 1966-1970 itu 4 pemainnya berasal dari Indonesia yakni Soetjipto Soentoro (sekaligus bertindak sebagai kapten), Jacob Sihasale, Iswadi Idris dan Abdul Kadir. Bahkan kalau nggak malu hati sama negara-negara lain, Basri, Anwar Ujang dan Yudo Hadiyanto pun sebenarnya mau ditarik oleh AFC (Asian Football Confederation) untuk mengisi skuad bintang-bintang Asia tersebut.
Jepang pun Belajar ke Indonesia
Bahkan untuk masalah manajemen sepakbola, Jepang benar-benar belajar dari Indonesia manakala mereka mempersiapkan J-League. Mengapa? Karena Indonesia sudah memiliki liga sepakbola utama Galatama yang dimulai tahun 1979 di era Ali Sadikin. Fandi Ahmad dan David Lee (Singapura) memperkuat Niac Mitra dan Jairo Matos (Brazil) memperkuat Pardedetex, Medan.
Dan atmosfir pertandingan juga sangat mendukung. Kalau klub Warna Agung, Indonesia Muda dan Jayakarta bertanding melawan Niac Mitra atau Pardedetex, maka stadion Senayan dengan kapasitas 110.000 pun penuh sesak. Namun dalam perkembangan kemudian, setelah Ali Sadikin “dilengserkan” Presiden Soeharto, kompetisi PSSI pun ikut-ikutan melorot. Suap merajalela merasuki pemain, wasit dan juga pengurus. Judi sepakbola menambah runyamnya nasib sepakbola Indonesia karena konon mafianya berporos Semarang-Jakarta- Kuala Lumpur-Hong Kong-Makao. Maka Galatama hancur lebur. Bahkan tim Perserikatan Persib, Bandung pernah menghancurkan tim Galatama Arema Malang di stadion Gajayana Malang, dengan skor telak 4-0 pada tahun 1984.

Nah mengapa J-League sekarang jauh lebih bersinar dibanding Indonesia Super League? Karena Jepang memiliki manajemen bagus ditopang dana yang banyak . Sehingga setiap klub mampu merekrut sedikitnya tiga pemain berstandar Eropa atau dunia. Ditambah industri negaranya yang sangat maju dan mau menjadi sponsor J-League. Semua stake holder kompetisi J-League sangat berperilaku profesional dan sangat kondusif bagi tumbuh kembangnya kompetisi.
Tak mengherankan bila kompetisi yang bagus bermuara ke timnas Jepang yang bagus pula. Jepang sekarang adalah mirip bahkan melebihi Indonesia pada jaman keemasan dulu. Sekarang timnas Indonesia belum pernah menang lagi lawan kesebelasan nasional Jepang. Jepang jadi pelanggan wakil Asia bersama Korsel ke Piala Dunia. Bahkan sekarang pemain-pemain Indonesia sudah kalah sebelum bertanding bila mendengar nama besar Nakamura dkk
Upaya Perbaikan
Menegpora Andi Mallarangeng, restunya Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), peran sertanya PWI Pusat, dengan ujung-ujung tombaknya wartawan senior sepakbola Indonesia dan seluruh masyarakat harus bahu membahu membangun sepakbola Indonesia, sangat membahagiakan publik sepakbola Merah Putih. ’’Andaikata sejak dulu hal ini dilakukan, prestasi tim nasional Indonesia tidak akan seburuk sekarang.’’
Sebab, maju mundurnya sepakbola nasional sejatinya bukan semata-mata hasil kerja PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia) yang berdiri sejak 1930 itu. PSSI hanyalah salah satu bagian integral dari para pembangun sepakbola nasional.
Contohnya era Presiden RI pertama Ir. Soekarno yang akrab disapa Bung Karno. Indonesia tidak akan bisa menjadi tuan rumah Asian Games IV tahun 1962 andaikata waktu itu Bung Karno tidak nekad membangun stadion terbesar sepakbola di Asia Tenggara (waktu itu) yang bernama Stadion Utama Senayan.
Dalam pesta olahraga Asia 1962 itu, tim nasional sepakbola Indonesia berhasil merebut posisi runner up (medali perak). Januar Pribadi dan kawan-kawan kalah 0-1 oleh Timnas RRT (Republik Rakyat Tiongkok).
Andaikata Bung Karno waktu itu tidak nekad membangun kompleks olahraga Senayan – yang tidak ada duanya di Indonesia sampai sekarang – Indonesia juga tidak akan bisa menjadi tuan rumah Ganefo (Games of the New Emerging). Terlepas dari masalah pro-kontra dengan politik Bung Karno, sangat jelas sejarah membuktikan bahwa sepakbola bukan semata-mata tanggung jawab PSSI.
Pokok permasalahannya adalah membangun sepakbola nasional menuju prestasi Asia, apalagi prestasi dunia, tidak akan mungkin ditentukan oleh seorang Nurdin Halid. Siapa pun ketua umum PSSI-nya, tidak akan bisa serta merta dalam waktu satu sampai dua tahun mendongkrak prestasi nasional ke level Asia. Katakanlah mampu lolos ke babak semifinal Piala Asia 2011. Atau bahkan semifinal Piala Asia 2015.
Banyak Faktor Penyebab
Sepakbola Indonesia saat ini dihadapkan pada empat faktor krusial yang disadari atau tidak ’’menenggelamkan’’ prestasi tim nasionalnya, klub profesionalnya dan seterusnya. Siapa pun ketua umum PSSI-nya, kalau empat faktor krusial tersebut tidak diatasi dengan baik, jangan bermimpi di siang bolong untuk mencapai tingkat prestasi Asia.
Empat faktor krusial itulah sejatinya substansi dari fenomena keterpurukan tim nasional Indonesia. Nah, di sini peran pemerintah (utamanya Presiden) sangatlah besar. Termasuk seluruh anggota Dewan Perwakilan Republik Indonesia Rakyat (DPR RI).
Faktor krusial pertama adalah tidak tersedianya infrastruktur yang berstandar FIFA, terutama di sentra-sentra kekuatan (centers of power) sepakbola Indonesia. Yang saya maksudkan bukan stadion sepakbola, tapi lapangan-lapangan sepakbola untuk ajang latihan dan pembinaan para pemain bocah sampai usia 21 tahun.
Kenyataan yang terjadi sejak rezim Orde Baru sampai era Reformasi sekarang, ratusan bahkan mungkin ribuan lapangan sepakbola di seluruh Indonesia tergusur dan musnah. Kemudian di atas lapangan sepakbola itu kini telah dibangun pompa bensin, pertokoan, perumahan mewah, hypermart dan sebagainya.
Bagaimana mungkin klub-klub Divisi Utama, klub-klub Indonesia Super League, dan muaranya Tim Nasional bisa memperoleh pasokan pemain-pemain sepakbola berkualitas Asia, kalau mereka tidak digembleng di atas lapangan yang berkelas FIFA? Bagaimana mungkin mereka memiliki skill dan teknik tinggi, passing cepat dan akurat, kontrol bola yang lengket, jika lapangan yang dipakai benjol-benjol.Tanyakan kepada para pemain bintang Indonesia, atau mantan bintang tim nasional Indonesia, bisa nggak lapangan jelek menghasilkan pemain berteknik tinggi?
Nah, tentunya sudah banyak pihak yang mengusulkan untuk memperbaiki masalah ini. dan mungkin kemunduran ini sudah cukup jauh bagi bangsa kita untuk mengulang prestasi seperti jaman dahulu. Namun tak ada yang tak mungkin. Hanya niat hati yang tulus, yang benar-benar berkeinginan untuk memajukan persepakbolaan Indonesia-lah yang dapat melakukannya. Dan semuanya harus dilakukan dengan kerja keras. Tak ada yang tak mudah. Karena mengapa? Prestasi merupakan tolak ukur suatu keberhasilan sebuah proses yang paling pertama dilihat.
2.2.2 Krisis kepemimpinan di era Nurdin Halid.
Isu yang paling hangat terdengar saat ini adalah permasalahan bursa ketua umum PSSI periode 2011-2015. Dan salah satu masalah utamanya adalah pencalonan Nurdin Halid menjadi ketua umum PSSI yang sebagian besar kalangan ia melanggar statuta PSSI, terutama statuta FIFA. Karena mengapa, Nurdin yang kita ketahui selama ini adalah mantan koruptor saat ia menjabat sebagai ketua umum Dewan Koperasi Indonesia dengan mengkorupsi gula impor, minyak goreng, dan juga beras impor dari Vietnam.
Memang, sosok Nurdin adalah sosok yang sangat berbeda. Ia adalah satu-satunya pemimpin organisasi sepakbola suatu negara di dunia yang memimpin di dalam penjara. Padahal, jelas-jelas statuta FIFA menyebutkan bahwa seorang ketua umum sebuah asosiasi sepakbola di suatu negara tidak sedang menjalani hukuman penjara dan tidak pernah tersangkut kasus pidana. Nah, jelas-jelas Nurdin sudah melanggar peraturan ini. Dan juga statuta PSSI pun ia langgar meskipun banyak peraturan yang menyimpang dari statuta FIFA.
Nurdin memang pernah mencapai karir yang baik saat ia menjadi manajer PSM Makassar dan pada waktu itu pun ia membawa PSM menjuarai liga Indonesia. Banyak kesalahan yang dibuat Nurdin, mulai dari pelanggaran peraturan, politik, dan juga korupsi dana. Namun, dari kacamata dunia sepakbola, lebih banyak kesalahan yang dibuat Nurdin bagi bangsa ini ketimbang prestasi yang ia raih. Kesalahan-kesalahan itu antara lain:
1. Menggunakan politik uang saat bersaing menjadi Ketua umum PSSI pada November 2003 bersama Soemaryoto dan Jacob Nuwawea.
2. Mengubah format kompetisi dari satu wilayah menjadi dua wilayah demham memberikan promosi gratis kepada 10 klub yaitu Persegi Gianyar, Persiba Balikpapan Persmin Minahasa, Persekabpas Pasuruan, Persema Malang, Persijap Jepara, Petrokimia Gresik, PSPS Pekanbaru, Pelita Jaya dan Deltras Sidoarjo.
3. Terindikasi jual beli trofi sejak musim 2003 lantaran juara yang tampil punya kepentingan politik karena ketua atau manajer pemilik tim tersebut bertarung dalam Pilkada yaitu Persik Kediri (2003), Persebaya Surabaya(2004), Persipura Jayapura (2005), Persik Kediri(2006), Sriwijaya FC(2007), dan Persipura (ISL 2008/2009).
4. Jebloknya prestasi Timnas, yakni 3 kali gagal lolos ke semifinal SEA Games (2003,2007, 2009). Tahun 2005 lolos semifinal, tetapi ketika dipimpin Pjs Agusman Efendi (karena Nurdin Halid dipenjara).
5. Membohongi FIFA dengan menggelar Munaslub di Makassar tahun 2005 untuk memperpanjang masa jabatannya.
6. Tak jelasnya laporan keuangan terutama dana Goal Project dari FIFA setiap tahunnya.
7. Banyak terjadi suap dan makelar pertandingan, dan juga melibatkan beberapa petinggi PSSI seperti Kaharudinsya dan Togar Manahan Nero.
8. Tak punya kekuatan untuk melobby pihak kepolisian sehingga sejumlah sering tidak mendapat izin dan digelar tanpa penonton.
9. Satu-satunya Ketua Umum PSSI yang memimpin organisasi di balik jeruji besi.
10. Terlalu banyak intervensi terhadap keputusan Komdis sebagai alat lobi menjaga posisinya sebagai ketua umum.
Nah, sudah kita lihat beberapa hasil asuhan Nurdin Halid yang berbau kontroversial. Namun tak boleh kita menimpakan semua kesalahan ini pada ”Bang Nurdin” ini. Tetapi statement saya yang satu ini bukanlah pembelaan.


2.2.3 Buruknya pembinaan pemain usia muda
Menurut Ganesha Putra, dalam bukunya yang berjudul “Kutak-katik Sepakbola Usia Muda”, ia menuturkan bahwa sepakbola selalu berkembang detik tiap detik. Ia juga menuturkan suatu kesimpulan yang ia lihat dari Piala Dunia dan Piala Eropa, yaitu kunci utama untuk memajukan suatu persepakbolaan adalah pembinaan pemain usia muda yang berkualitas. Ia berkata atas dasar pantauannya terhadap timnas Jerman yang pada tahun 2006, 2008, dan 2010 termasuk sukses menempatakan pemain-pemain muda, seperti Mesut Ozil, Lukasz Podolski, dan juga Jerome Boateng dan terbukti mereka termasuk timnas yang sukses dengan selalu masuk di jajaran 4 besar di tiap kompetisi.
Dalam perkembangannya, masalah yang Ganesha Putra tuturkan tersebut pantas kita sematkan dalam organisasi PSSI. Karena mengapa, PSSI dewasa ini sudah “hampir gagal” dalam melakukan hal yang namanya pembinaan pemain usia muda. Karena dalam kenyataannya, timnas U-11 sampai timnas senior pun nihil prestasi. Karena memang untuk melahirkan seorang pemain yang profesional dan berskill tinggi, pembinaan harus dilakukan secara berkualitas dan minimal hal tersebut harus sudah dilakukan dari anak yang berumur 6 tahun sampai yang remaja juga harus menerimanya dengan tidak terputus-putus sehingga saat dewasa nanti pemain tersebut sudah kaya pengalaman dan mempunyai skill yang mumpuni.
Sebenarnya bibit-bibit pemain muda berkualitas yang mempunyai darah Indonesia sendiri sudah sangat banyak dan bagus. Tetapi, pembinaannya yang kurang. Seperti anak-anak di desa yang setiap siang hari bermain bola, pastilah mempunyai fisik yang kuat. Hanya tinggal mengasah skillnya saja. Akan tetapi pencarian bibit ini yang kurang. Kadang sekolah-sekolah sepakbola hanya menerima anak-anak yang bisa membayar, padahal banyak bibit pemain berkualitas yang berasal dari kalangan rendah dan bahkan tak mampu setiap hari makan. Lihat Noh Alam Syah, ia adalah mantan anak jalanan di Singapura. Tetapi karena kepiawaiannya dalam mengolah si kulit bundar, ia dibina oleh Singapura dan menjadi goal getter Singapura yang sangat tajam dan ditakuti oleh lawan-lawannya. Bahkan, ia berhasil membawa Arema Indonesia menjadi kampiun Liga Super Indonesia tahun 2010 yang lalu.
Dan ada juga bibit pemain berdarah Indonesia yang memilih untuk dibina di luar negeri. Seperti Irfan Bachdim yang merupakan binaan akademi sepakbola Ajax Amsterdam, sempat bermain di Eredivisi Belanda untuk F.C. Utrecht. Dan ketika ia sudah menjadi pemain Indonesia, skillnya sangat melebihi pemain-pemain Indonesia seusianya. Begitu juga dengan Syamsir Alam. Pemain binaan klub Uruguay, Penarol, ini sempat diincar oleh Uruguay untuk dinaturalisasi. Akan tetapi, ia lebih mencintai tanah airnya dan sekarang menjadi punggawa timnas Indonesia U-19 dan terbukti skillnya sangat mumpuni.
Tengok juga Raja Nainggolan. Pemain berdarah Batak-Belgia yang sekarang berumur 23 tahun ini bermain untuk salah satu tim di Serie-A liga Italia, yaitu Cagliari. Dan ia pun menjadi pilihan utama pelatih Cagliari untuk menjadi winger kiri. Sayangnya, ia sudah diambil Belgia U-23 untuk menjadi pemainnya.
Dan pemain pribumi yang menurut saya paling sukses di dunia adalah Giovanni van Bronckorst. Pemilik tendangan gledek berdarah Maluku-Belanda ini bisa bermain sebagai gelandang maupun bek sayap kiri. Ia pun mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan membawa FC. Barcelona menjadi jawara Liga Champions tahun 2005 dengan mengalahkan Arsenal. Ia juga menjadi Kapten timnas Belanda di Piala Dunia Afsel tahun lalu dan membawa tim Hooge-Veluwe menjadi finalis karena dikalahkan oleh timnas Spanyol. Kontribusinya bagi tim juga Sangat bagus dengan 1 gol tendangan jarak jauhnya yang menjadi gol terbaik Piala Dunia.
Dari uraian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa bibit pemain pribumi sangatlah baik, berkualitas, profesional, dan pekerja keras. Sayangnya, PSSI sebagai pusat segala kehidupan sepakbola Indonesia, tidak dapat memanfaatkan menjadi hal yang sangat berguna bagi sepakbola Indonesia. Dan kunci utama yang masih menjadi problema tersebut hanyalah pembinaan pemain usia muda yang “berkualitas”. Sebetulnya, PSSI belumlah gagal total dalam hal ini. Mereka hanya perlu bekerja keras dengan penuh semangat untuk kemajuan tersebut. Sayangnya, semangat tersebut yang tampaknya sering naik turun. Seperti saat Piala AFF berlangsung, animo pecinta bola sangat tinggi. Namun, seiring dengan kekalahan Timnas Indonesia terhadap Malaysia, semangat itupun semakin lama semakin luntur. Tentunya, masyarakat mengarahkan kekesalannya hanya kepada PSSI.
Seharusnya, masyarakat tak boleh kesal lalu berbuat anarkhi dengan demo di depan PSSI. Bukan bermaksud membela, tetapi menurut saya hal tersebut kurang berguna. Karena mengapa, hal pertama yang menurut saya sangat penting sekarang ini adalah semangat persatuan dari seluruh stakeholder. Lihatlah Jerman setelah perang dunia ke-2, negara itu hancur lebur. Semua jembatan Hitler hancurkan. Kota Berlin terbagi menjadi 2. Gedung-gedung hancur dan Jerman terlihat seperti tak punya harapan lagi alias tamat.
Namun, semangat persatuan timbul. Meskipun Jerman terbagi 2, tetapi mereka bersaing dengan sehat. Pembangunan dilakukan, seperti usaha-usaha kecil bermunculan di Jerman. Seluruh penjuru dunia datang ke Jerman untuk bekerja, karena Jerman sendiri kekurangan SDM akibat perang. Selain itu, munculah bibit-bibit perkawinan silang yang tentunya sangat berkualitas. Bahkan Jerman Barat pada tahun 1954 menjadi juara dunia dengan mengalahkan Hingaria yang pada waktu itu tengah dalam masa puncaknya di era Ferenc Puskas. Jerman Barat dan Timur juga sempat bertemu di fase Grup Piala Dunia 1970. Dan sampai akhirnya, Piala Dunia 2006 digelar di Jerman.
Hal itu membuktikan bahwa semangat persatuan antar insan memang merupakan kunci pintu pertama dalam memulai suatu aksi positif. Semangat itu pula yang sekarang harus dipunyai PSSI dalam menghadapi masalah-masalah pembinaan pemain usia muda, seperti:
1. Sedikitnya ruang olahraga publik. Karena semua tempat sudah digunakan untuk perumahan, sekarang fasilitas lapangan sepakbola yang bagus sudah jarang dan berimbas pada malasnya orang untuk bermain sepakbola.
2. Padatnya kegiatan belajar mengajar. Dahulu kegiatan belajar mengajar hanya berlangsung hingga jam 1-2 siang. Tiap sore, anak-anak dan remaja dapat bermain sepakbola jalanan 2-3 jam. Kini, fenomena tersebut sirna seiring dengan sekolah hingga jam 4 sore. Belum lagi ditambah dengan kegiatan pelajaran tambahan dan juga les/kursus.
3. Buruknya kurikulum olahraga di sekolah. Ditengah padatnya jam belajar formal, tidak diikuti dengan kurikulum pendidikan jasmani yang kontributif. Praktis siswa hanya berolahraga 80-90 menit/minggu.
4. Minimnya kompetisi usia muda berkualitas. Sejak bergulirnya Liga Indonesia tahun 1994, perhatian klub-klub terhadap pembinaan usia muda sangatlah rendah. Kompetisi anak gawang, remtar di tiap-tiap daerah banyak yang mati suri. Gairah untuk berkompetisi pun menurun waktu demi waktu.
Berbagai problema pembinaan usia muda di atas sebenarnya berujung pada suatu konsekuensi. Yakni buruknya kemampuan khasanah gerak atletik dasar para calon pesepakbola. Dengan ketiadaan ruang bermain, serta sedikitnya jam bersepakbola, kemampuan gerak atletik calon pesepakbola tidak pernah terasah. Ini ditambah lagi dengan buruknya kurikulum olahraga di sekolah yang tidak pernah terfokus pada pengayaan khasanah gerak atletik dasar, seperti cara berjalan, berlari, melompat, berbelok, dll.
Dalam konteks pengembangan sepakbola, berkurangnya kesempatan untuk memainkan sepakbola jalanan juga sangatlah merugikan. Sepakbola jalanan sangatlah efektif dalam membentuk pesepakbola tangguh. Dengan jumlah pemain sedikit dan area lapangan kecil, pemain menjadi banyak bersentuhan dengan bola. Semua pemain juga biasanya dapat berpartisipasi tanpa harus menunggu giliran untuk bermain. Singkat kata, keberadaan sepakbola jalanan membantu proses pembinaan usia muda. Terutama dalam hal menumbuhkan kecintaan anak pada permainan sepakbola.
2.2.4 Kontroversi LPI
Anda mengikuti ‘kisruh’ PSSI dengan Konsorsium LPI [Liga Primer Indonesia]? Ya isu hangat yang sekarang sedang berkembang adalah munculnya satu liga baru bertajuk Liga Primer Indonesia, yang berusaha menandingi Liga Super Indonesia yang sudah lebih dulu eksis. Konsorsium yang digagas Arifin Panigoro ini berpendapat bahwa Liga yang sekarang sudah jauh dari sehat dan fair. Sistem Keuangan yang masih saja menyusu pada APDB, pembinaan usia dini yang tidak berkembang, mafia wasit, juga korupsi di lingkungan pejabat teras PSSI menjadikan dirasa perlu ada liga alternatif untuk menangkis kebobrokan itu dan menghasilkan timnas yang bermutu.
Tentu saja PSSI tidak terima dkatakan seperti itu. Walalupun PSSI mempunyai riwayat muka badak, alias tidak tahu malu itu, namun kali ini PSSI bertindak sangat tegas. Pemain yang ikut LPI ditutup karirnya untuk berlaga mewakili Indonesia di ajang internasional, pelatih yang terlibat akan dicabut lisensinya, pemain asing yang terlibat akan diusulkan untuk dideportasi, serta official pertandingan macam wasit yang terlibat akan lanngsung dipecat dan dilarang berkegiatan di sepakbola lagi. Ancaman yang tidak main-main tentu saja.
Namun toh LPI tetap jalan dan sebentar lagi pertandingan pembuka akan dilangsungkan. PSSI juga semakin panas. Solusinya PSSI melaporkan LPI ke Kepolisian agar liga tidak dapat diselenggarakan. Mereka berdalih LPI melanggar statute PSSI juga UU UU Sistem Keolahragaan Nasional No 3 Tahun 2005 yang mengharuskan kompetisi harus seizin Organanisasi Induk. Menarik.
Mari kita lihat dalil PSSI seperti yang dilansir dari Republika.com:
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — PSSI menyebut Liga Primer Indonesia adalah ilegal. Seperti dikutip situs resminya, inilah alasan organisasi pimpinan Nurdin Halid itu menyebut LPI sebagai kompetisi ilegal.

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2005.

Pasal 51 pada Bab IX Siskornas ayat 2 mengenai Penyelenggaraan Kejuaraan Olahraga, disebutkan, “Penyelenggaraan kejuaraan olahraga yang mendatangkan langsung massa penonton wajib mendapatkan rekomendasi dari induk organisasi cabang olahraga bersangkutan dan memenuhi peraturan perundang-undangan”

Pelanggaran dari peraturan dan ketentuan sebagaimana yang tertuang pada Pasal 51 Siskornas, dipaparkan secara jelas pada Pasal XXII Siskornas mengenai Ketentuan Pidana.
Pasal 89 Bab XXII Siskornas menyebutkan,
1. Setiap orang yang menyelenggarakan kejuaraan olahraga tanpa memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau kerja denda paling banyak Rp 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah);

2. Apabila perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan kerusakan dan/atau gangguan keselamatan pihak lain, setiap orang dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 5.000.000.000,- (lima miliar rupiah);
Statuta PSSI
Statuta PSSI dalam pasal 1 Ketentuan Umum bahwa Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia merupakan satu – satunya organisasi sepakbola nasional di wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk selanjutnya di dalam Statuta PSSI disebut PSSI, dan/ atau The Football Association of Indonesia.
Pasal 79 Bab XII Statuta PSS tentang Kompetisi, disebutkan, 1. PSSI mengatur, mengelola dan menyelenggarakan kompetisi-kompetisi resmi di dalam wilayahnya sebagai berikut; a. kompetisi profesional, b. kompetisi amatir, c. kompetisi kelompok umur, d. kejuaraan sepakbola wanita, e. kejuaraan futsal.
Statuta PSSI sebagai dasar hukum pelaksanaan kegiatan sepakbola di wilayah Republik Indonesia sesuai dengan Statuta FIFA, dan Statuta AFC yang di dalamnya mengatur Kode Etik dan Kode Disiplin.
Pasal 84 Bab XII Statuta PSSI adalah, PSSI tidak diperkenankan melakukan pertandingan atau melakukan hubungan keolahragaan dengan asosiasi-asosiasi yang bukan anggota FIFA atau dengan anggota suatu Konfederasi tanpa persetujuan FIFA.
Sedangkan Pasal 85 Bab XII selengkapnya berbunyi,” Klub, Liga atau setiap kelompok klub yang berafiliasi dengan PSSI tidak boleh menjadi anggota di Asosiasi lainnya atau berpartisipasi dalam kompetisi-kompetisi yang berada di wilayah kewenangan Asosiasi lainnya. tanpa adanya izin dari PSSI dan Asosiasi lainnya tersebut dan juga tanpa izin dari FIFA, kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu”.
PSSI boleh saja menyerang LPI dan bahkan melaporkan pada Kepolisian untuk melarang LPI digelar tapi LPI tidak tinggal diam. Mereka mempunyai landasan hukum tersendiri untuk menyelenggarakan kompetisi yaitu PP No. 16/2007. Menurut mereka PP 16/2007 adalah lex specialis dari UU Sistem Keolahragaan Nasional No 3 Tahun 2005 yang merupakan lex generalis. Dalam hal ini ada kaidah lex specialis derogate legi generalis, yang artinya kurang lebih peraturan yang khusus menghapuskan peraturan yang bersifat umum.
Berikut pernyataan LPI seperti dikutip dari Tempo Interaktif:
Ketentuan itu ditegaskan dalam Pasal 36 ayat (3) PP No.16/2007. Peraturan itu berbunyi “Pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan dan kemudahan kepada INDUK ORGANISASI CABANG OLAHRAGA, induk organisasi olahraga fungsional, DAN/ATAU ORGANISASI OLAHRAGA PROFESIONAL untuk terciptanya prestasi olahraga, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1“.
LPI dalam dokumen hukumnya juga merujuk pada Pasal 36 ayat 1 dan ayat 2 PP No. 16 2007. Bunyi ayat 1 mengatakan “Pembinaan dan pengembangan olahraga profesional dilaksanakan dan diarahkan untuk terciptanya prestasi olahraga, lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan. Adapun bunyi ayat mengatakan “Pembinaan dan pengembangan olahraga profesional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga, induk organisasi olahraga fungsional dan/atau organisasi olahraga profesional .”
LPI, dalam dokumen hukumnya mengatakan bahwa PP No.16/2007 merupakan peraturan khusus atau “lex specialis”. Peraturan itu hanya sesuai dengan prinsip hukum yang berlaku secara universal sekaligus mengalahkan ketentuan dari setiap peraturan yang umum atau “lex generalis”.
LPI melalui rilisnya menyatakan mereka adalah Organisasi Olahraga Profesional jadi berhak untuk menyelenggarakan liga. Menarik melihat perseteruan itu dari sisi hukum. PSSI boleh saja keukueh memperkarakan LPI dengan segala legal-nya tapi legal dalam bentuk UU dan Statuta itupun sangat debatable. Silahkan merujuk ke sini untuk melihat bantahan argumentatif dari salah seorang kaskuser atas ajuan dasar hukum yang digunakan PSSI untuk memperkarakan LPI.
Demi kemajuan Sepakbola sebenarnya PSSI tidak harus kebakaran jenggot seperti itu. Toh LPI tidak bermaksud menghapus ISL. Konsorsium LPI bahkan sudah mengajukan surat ke PSSI untuk menyelenggarakan laga ini tapi tidak diproses PSSI. Semakin banyak liga, apalagi yang professional, tentu pilihan pemain yang bisa masuk timnas makin banyak. Dan tentu itu akan semakin meningkatkan peluang naiknya prestasi olahraga kita. PSSI juga seharusnya tidak berhak sama sekali untuk menutup peluang seseorang untuk mengharumkan nama bangsa. Diktator sekali. Jika ada pemain Indonesia mempunyai skil sekelas Ronaldo, Messi, Xavi, Rooney atau lainnya dan kebetulan main di LPI masa ya tidak bisa masuk timnas? 
2.2.5 Kerusuhan Suporter
Kerusuhan suporter cenderung meningkat dan semakin anarkistis. Pemicunya cukup kompleks, mulai dari fanatisme berlebihan kepada klub, soal wasit, kinerja panitia pertandingan, hingga minimnya sarana ekspresi suporter. 
Demikian pengamatan dan rangkuman pendapat para suporter di sejumlah daerah, Jumat (19/3). Dalam lima bulan terakhir, kerusuhan suporter meledak di sejumlah tempat di Tanah Air, seperti Jakarta, Tangerang, Yogyakarta, Surabaya, Solo, dan Makassar. Kekerasan suporter itu sudah di luar nalar dan akal sehat. Mereka pergi menonton sepak bola seperti akan berangkat tawuran, dengan membawa senjata tajam. 
Polisi, misalnya, menahan 15 dari 38 suporter Persija, ”The Jakmania”, saat Persija kalah dari tamunya, Persipura. ”Kalau ada suporter yang melanggar hukum, kami dukung polisi. Sekali dibiarkan, mereka akan berulah lagi,” ujar Rico Rangga Mone, Ketua Harian Jakmania. 
Pendukung Persebaya alias bondo nekat (bonek) memiliki slogan yang amat mengerikan, ”Salam Satu Nyali. Wani!” Slogan ini sengaja dibuat untuk memotivasi bonek agar lebih berani dan nekat membela timnya. 
Kenekatan, kata Pembina Yayasan Suporter Surabaya (YSS) Wastomi Suhari, menjadi pilihan para bonek, bahkan ketika tahu nyawa merekalah taruhannya. ”Bagi anak-anak muda pendukung Persebaya, semakin banyak luka yang mereka punya semakin bangga mereka,” kata Wastomi. 

Selain faktor fanatisme suporter kepada klubnya, kinerja panitia pertandingan turut memengaruhi perilaku suporter. Sekretaris Jenderal Bomber Persib Nefi Effendi dan Ketua Viking Persib Heru Joko menyoroti kurang maksimalnya kinerja panitia dalam mempersiapkan sebuah laga. Heru mengeluhkan orientasi panitia penyelenggara pertandingan yang lebih mengejar keuntungan semata dan mengabaikan pelayanan kepada penonton. 
Lemahnya kinerja panitia pertandingan itu terlihat saat Persik Kediri menjamu Persib Bandung di Stadion Brawijaya, Kediri, 9 Februari. Saat itu seorang suporter tewas terjatuh dari tembok tribun stadion dan empat orang lainnya luka serius. Sebelum jatuh dan tewas, korban berkelahi dengan sesama suporter Persik atau ”Persikmania”. 
Perkelahian dipicu oleh kondisi stadion yang sesak karena diisi lebih dari 22.000 penonton atau melebihi kapasitas normal stadion yang hanya mampu menampung 15.000 orang. Membeludaknya penonton karena panitia menjual tiket melebihi kapasitas stadion dengan potongan setengah harga. 
Kondisi infrastruktur stadion yang tidak layak ikut mempermudah suporter berbuat rusuh. ”Setiap pertandingan kandang kami selalu mengimbau dan memeriksa anggota untuk tidak membawa batu atau benda-benda berbahaya lainnya,” ujar Eko Satriyo, Wakil Sekretaris Jenderal Brajamusti, kelompok suporter fanatik PSIM Yogyakarta. 
”Tetapi, saat di dalam stadion, mereka bisa mudah memperoleh batu dengan memecah ubin atau bagian-bagian stadion lain yang memang kondisi fisiknya memungkinkan untuk dijadikan batu,” ujar Eko. Pada 12 Februari saat PSIM menjamu PSS Sleman di Stadion Mandala Krida, Yogyakarta, meletus kerusuhan di dalam dan di luar stadion. 
Sejumlah suporter mengatakan, awal mula kerusuhan itu hanya saling lempar botol air mineral, batu, dan saling ejek antarsuporter. Eskalasi kerusuhan meluas setelah polisi melepaskan tembakan gas air mata ke arah suporter. Puluhan orang dilaporkan terluka akibat gas air mata itu serta lebih dari 50 kendaraan roda dua dan empat rusak. 
Menurut Eko, kerusuhan suporter bukan seratus persen kesalahan suporter. ”Ada sistem pembinaan sepak bola yang salah. Kalau sepak bola dijalankan sesuai dengan aturan, misalnya wasit adil dan profesional, saya yakin tidak akan ada keributan,” katanya. 
”Semangat kompetisi sepak bola yang seharusnya berproses dari pembinaan menuju prestasi, sekarang menjadi terbalik, prestasi dulu baru pembinaan. Ini membuat banyak klub menempuh jalur instan untuk mencapai prestasi,” kata Eko. 
Fenomena ”bonek” 
Dari sekian kasus kerusuhan suporter, fenomena suporter Persebaya Surabaya atau biasa dikenal dengan sebutan bonek sangat menyita perhatian. Salah satu kerusuhan yang melibatkan mereka adalah saat mereka ingin menyaksikan laga tandang Persebaya melawan Persib di Soreang, Bandung, 23 Januari. 
Meski Komisi Disiplin PSSI melarang bonek menonton laga itu, suporter Persebaya tetap berangkat ke Bandung. Sebagian besar naik kereta. Dalam perjalanan, mereka menganiaya wartawan di Solo dan menjarah pedagang kaki lima di Kulonprogo, Yogyakarta. Kerusuhan akibat lawatan bonek itu merenggut nyawa bonek karena terjatuh dari kereta dan menelan kerugian material lebih dari Rp 1 miliar. 
Wastomi mengaku sewaktu kecil hidup menggelandang dari Malang ke Surabaya, meniru suporter lain. ”Biasanya yang anak belasan tahun berangkat ke stadion tanpa alas kaki, bergelantungan di mobil, dan manjat stadion. Saya juga begitu. Modalnya hanya nekat,” ungkapnya. 
Para bonek juga terbiasa membohongi keluarganya guna menonton Persebaya bermain di kandang. ”Tentu waktu kecil harus berbohong karena enggak mungkin bilang ke orangtua. Mana ada orangtua kasih izin kalau tahu anaknya nekat,” ucap Fajar Isnu (24), yang sejak kecil sudah menonton Persebaya bermain kandang ataupun tandang. 
Meskipun nekat, menurut Wastomi, bonek hanya bereaksi ketika diprovokasi. Pada kasus pelemparan batu di Solo, misalnya, Wastomi bersikukuh bahwa mereka diprovokasi sehingga akhirnya membalas lemparan batu. Kasus penjarahan oleh bonek juga umumnya dilakukan segelintir orang. Wastomi menyebutkan, ada juga kelompok yang hanya memanfaatkan kesempatan dengan menggunakan atribut bonek. 
Bonek sendiri datang dari beragam profesi, seperti mahasiswa, wirausaha, dan pegawai negeri sipil. Di YSS, misalnya, setidaknya ada kelompok bonek mahasiswa, bonek motor, bonek Sawunggaling, dan bonek 89 yang diisi banyak penganggur.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian yang sudah saya sampaikan diatas, dapat saya simpulkan beberapa poin-poin tentang permasalahan persepakbolaan Indonesia sekarang ini. Poin-poin itu adalah:
1. Adanya mata rantai pembinaan usia muda yang terputus dalam tubuh persepakbolaan Indonesia. Hal ini yang paling utama yang menjadi penyebab semakin mundurnya kualitas sepakbola negeri kita.
2. Krisis ketua umum PSSI. Ini disebabkan tidak independennya ketua umum, sehingga pasti setiap keputusan yang ia ambil pasti mementingkan golongannya.
3. Masih tergantungnya setiap klub pada dana APBD. Bukannya membela LPI, tetapi ketergantungan pada APBD membuat klub tidak mandiri, dan juga menggerogoti APBD yang seharusnya dipakai untuk kesejahteraan rakyat.
4. Banyaknya suporter yang belum dewasa sehingga sering menimbulkan bentrokan dan mengakibatkan kerugian pada warga sekitar.
5. Campur tangan politik di tubuh PSSI.

Mungkin masih banyak hal yang seharusnya saya tuliskan dalam makalah ini. Tetapi, hanyalah beberapa hal tersebut yang dapat saya sampaikan. Mungkin masalah-masalah yang saya tulis dapat saya sebarkan di internet untuk mencari berbagai saran dari seluruh orang di dunia.





3.2 Saran-saran
Dalam situasi perkembangan sepakbola modern serta sejumlah problem pembinaan pemain usia muda, seluruh sekolah sepakbola (SSB) yang ada, perlu mengambil peran yang lebih optimal. Hal ini terjadi karena SSB kini praktis menjadi satu-satunya tempat bagi anak-anak dan remaja yang ingin belajar sepakbola. Jelas, bahwa di Indonesia saat ini, sulit rasanya mengharapkan anak-anak atau remaja bisa mahir bersepakbola tanpa berlatih di SSB.
Satu hal utama yang perlu dilakukan adalah menyediakan latihan usia muda berkualitas bagi anak-anak dan remaja yang terlibat di SSB. Sayangnya, di tengah membanjirnya SSB di Indonesia, tak banyak SSB yang dapat menyediakan latihan yang berkualitas. Tingginya angka siswa yang meninggalkan SSB di usia 13-14 tahun, merupakan indikasi bahwa tak banyak SSB yang sanggup menyajikan latihan berkualitas. Fakta ini dapat menimbulkan beberapa pertanyaan yaitu:
1. Bagaimana menjadikan sepakbola sebagai pemenuhan kebutuhan anak?
2. Bagaimana menciptakan latihan yang berkualitas secara psikis dan fisik?
3. Bagaimana menciptakan kempetisi yang memberikan kebebasan bermain pada
anak?
4. Bagaimana SSB menjadi kegiatan yang menarik dibanding kegiatan lainnya sehingga dapat memenuhi kebutuhan anak diluar sepakbola?
Beberapa pertanyaan diatas sebenarnya merupakan kritik otomatis terhadap SSB di Indonesia. Yakni bagaimana berbagai kegiatan yang ditawarka SSB tidak selalu relevan dengan kebutuhan utama anak. Oleh sebab itu, para pembina usia muda perlu mengubah fungsi, tugas, dan tanggung jawab SSB. Dan yang perlu disajikan SSB adalah:
1. Latihan berkualitas dan atraktif. Metode latihan harus memotivasi dan mengunggah kecintaan pada sepakbola. Banyak bersentuhan dengan bola dan tak banyak mengantri adalah hal penting.
2. Organisasi pertandingan yang fleksibel. Rangkaian pertandingan rutin yang memberi kesempatan seluas-luasnya bagi semua pemain untuk bermain. Bertanding setiap akhir pekan adalah harga mati.
3. Format turnamen yang inovatif. Kompetisi secara berkala yang terfokus pada individu. Bukan pada pencarian juara. Format kompetisi harus melibatkan sebanyak mungkin pemain, sehingga pemain dapat belajar dari kompetisi.
4. Kegiatan rekreasi non sepakbola. Kegiatan non sepakbola seperti team building, outing, atau , memainkan olahraga lain sangat penting untuk menunjang sepakbola.
Oleh karena itu, SSB dengan segala keterbatasan yang ada harus dapat mengambil peran yang vital. Sebab detak jantung pembinaan usia muda di Indonesia kini terletak pada SSB. Latihan berkualitas juga harus selalu dikembangkan oleh pelatih-pelatih SSB demi menjadikan SSB sebagai pencetak pemain masa depan berkualitas.





DAFTAR PUSTAKA
Sebuah Buku yang maha penting dalam makalah ini:
Putra, Ganesha. 2010. Kutak-katik Latihan Sepakbola Usia Muda. Jakarta: Visi Gala.
Sumber-sumber internet:
blog-apa-aja.blogspot.com diakses tanggal 18 Januari 2011
vanmovic.com diakses tanggal 18 Januari 2011
kompas.com (harian Kompas 18 Januari 2011) diakses pada tanggal 18 Januari 2011
mifturrahman.blogspot.com diakses pada tanggal 18 Januari 2011
vivanews.com diakses pada tanggal 18 Januari 2011
infosuporter.com diakses pada tanggal 18 Januari 2011
Republica.co.id diakses pada tanggal 20 Maret 2011
Bola.net diakses pada tanggal 18 Januari 2011

tugas Praktek TIK

Pertanyaan 1 : jelaskan menurutmu keuntungan dan kerugian memiliki sebuah blog!
Jawaban:
Keuntungan:
1. Dapat menulis apapun yang kita inginkan.
2. Dapat menambah pengetahuan.
3. Dapat menambah teman
4. Dapat memasarkan produk yang kita jual
5. Dapat berbagi-bagi pengetahuan pada orang lain
6. Dapat sharing pendapat dengan orang lain
Kerugian:
1. Ketergantungan pada internet
2. Waktu jam kerja/belajar berkurang
3. Boros listrik
4. Sering lupa waktu jika sudah online.
Pertanyaan 2: Apa saja yang perlu dipersiapkan saat membuat blog? Jelaskan urutan cara membuatnya!
Jawaban:
Yang perlu dipersiapkan hanyalah sebuah e-mail yang masih aktif dan juga dengan passwordnya yang benar dan kemampuan untuk membaca dan mengetik.
Langkah-langkah membuat blog:
1. Kunjungi situs pembuat blog yang anda kenal, contohnya www.blogger.com
2. Baca tempat yang berkata “buat blog disini” lalu klik kalimat tersebut.
3. Setelah masuk halaman pembuatan blog, isikan data-data yang benar (sama seperti saat membuat e-mail).
4. Untuk konfirmasi akun, isikan kata-kata miring yang tersedia dalam kotak.
5. Klik tempat yang mengatakan ”buat blog sekarang” .
6. Setelah muncul halaman baru yang berisi pilihan template dan pilih satu template.
7. Setelah muncul halaman baru, anda akan masuk ke halaman weblog anda untuk melakukan pengolahan data, seperti entri post, edit profil, buat foto profil,dll.

Pertanyaan 3: Jelaskan beberapa fasilitas yang ada pada sebuah blog!
Jawaban:
1. Follow: fasilitas dimana anda dapat mengikuti bagaimana perkembangan blog tersebut.
2. Template: fasilitas dimana anda dapat mendesign background halaman weblog anda.
3. Entri/post: fasilitas bagi anda untuk mempublikasikan tulisan yang anda buat untuk menambah tulisan dalam blog anda.
4. Comment: fasilitas untuk menyampaikan kritik atau saran pada penulis blog tentang tulisannya dalam blog itu.

Pertanyaan 4: Buatlah sebuah tulisan mengenai “Kenangan Tak Terlupakan di SMP N 8 Yk”!
Jawaban:
Di tulisan saya ini, saya akan menceritakan pengalaman saya di SMP 8 Yk. Tidak seperti biasanya, saya akan menuliskan pengalaman saya dari kelas 7-9 yang saya ingat saja yeee!!!
Di kelas 9, saya merasa lebih nyaman dan semakin senang dengan kawan-kawan yang memang dari kelas 7 tidak diganti-ganti kelasnya. Saya merasa semakin menyatu dengan kelas 9-5, kelas yang membentuk identitas saya dan membentuk saya dari pribadi yang masih bersifat ke-SD an menjadi lebih dewasa dan lebih mengerti arti sebuah hidup,wwwuuusss! Yah mungkin di kelas Sembilan inilah pengalaman yang menurut saya banyak sekali terjadi tetapi seperti hari-hari semakin cepat berlalu, oleh karena kami diburu oleh pemburu yang bernama UN, atau UNAS, atau juga UAN, yah terserahlah namanya. Yang penting, semua kami di kelas Sembilan bersaing secara sehat untuk meraih apa saja yang sudah kami idamkan sejak awal kami masuk SMP, yaitu masuk ke SMA yang kami inginkan, tidak mesti favorit juga tidak apa, yang penting bahagia. Hahaha!!!!
Banyak sekali pengalaman yang menarik di kelas Sembilan ini, terutama pengalaman saya yang merupakan warga Sembilan lima. Kelas ini, bagi saya merupakan rumah kedua selain rumah, karena hampir setengah hari kuhabiskan waktuku disana. Aku berinteraksi (abot) dengan teman temen disana. Teman teman yang kreatif, cerdas, humoris, dan sangat umum yang selalu memberikan motivasi bagi saya untuk terus memberikan yang terbaik, apapun itu. Dalam hal akademik, ataupun diluar akademik, teman, yang memang setiap hari bertatap muka, adalah sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari suatu individu, termasuk pintar tau bodonya orang itu. Ya, banyak sekali pengalaman dengan teman mulai dari yang sering dan jarang. Mulai dari setiap hari, PASTI, mendengarkan permainan atraktif dari band ”The Veteran” yang digawangi Ahmad Delonge(vocal & gitar), Kholid(gitar), Raka(bass, bukan ngece lho rak), Syauki(drum), dan juga Araya( mungkin pelengkap atau drummer juga bisa, sori yak). Yah, orang-orang itulah yang setiap hari mengisi kekosongan dalam kelas dengan lagu-lagu band barat seperti Angels and Airwaves, yaitu Call to Arm, It Hurts, dan beberapa lagu AVA yang terkenal. Juga lagu blink 182 yang masih terngiang di telinga para penggemarnya.
Dan juga ada yang tidak termasuk The Veteran yang tidak kalah hebatnya, yaitu Arinto Nugroho, yang bisa bias bermain gitar dan drum. Inteligensi dipadukan dengan keterampilan menghasilkan music yang nikmat untuk didengarkan. Sosok yang satu ini memang tidak dapat kita lepaskan dari kelas 9-5.
Dan figure yang menurut saya paling dicintai dan dikagumi kelas 9-5 adalah Sang Ketua Kelas, yaitu M.F. Aldo N. atau dipanggil Aldo. Tokoh yang satu ini mempunyai gaya yang sangat khas yang tidak dapat diungkapkan dengan kata –kata. Kepintarannya dalam mengolah kata dan bilangan sering menjadi bahan tawaan di seantero kelas. Aldo memang seorang yang penuh arti di kelas ini. Pernah Aldo tidak masuk atau ikut lomba Tonti, sehingga suasana kelas pun menjadi beku dan tidak cair seperti sehari-harinya.
Ada juga tokoh yang paling diidam-idamkan seluruh cewek di kelas 9-5. Bukan saya, bukan Aldo, bukan Ahmad, Kholid, Syauki, ataupun yang lain, tetapi tidak lain dan tidak bukan ialah Si No.23, atau biasa disebut Uge (bagi sebagian orang, tidak termasuk saya), atau juga disebut read-one(Ridwan). Tokoh yang satu ini sebenarnya mempunyai potensi yang sangat tinggi untuk kemajuan kelas, tetapi ia terlalu menyembunyikan dirinya dari hingar bingar potensinya(ngomong opo toh aku). Bukan bermaksud membela, sebenarnya ia punya banyak potensi, termasuk potensi muka yang bukan bermaksud memuji “cukup-cukup kurang”(aja nesu lho wan, just kidding!!!!) dapat meyakinkan orang bahwa ia bukan orang yang baik, eh salah, maksudnya, bukan orang yang tidak baik,hhhhaaaaaaahhhhh. Mungkin itu saja.
Juga ada Rafiq, seorang penspinner, sama seperti Ganang (ldz yakinkan Bangkit). Ada Agad, yang tergila-gila sama komik, parkour, Owl City, dan apalagi lupa aku. Ada Tejo atau Endi yang Wing-chun an dan juga akhir-akhir ini main PESnya jago. Ada Wawan yang pendiem(wis ngono thok wae,hahahhaaha). A’bed yang jago main bola, dan siapa lagi ya, cobalah tak absen. A’bed, Kholid, Ahmad, Arinto, o ya aku. Aku mah sukanya Cuma info bola lensa OR dan juga Sport7, just it. Trusin lagi: Rafiq, Ganang, Aldo, Raka, Ridwan, Wawan, Agad, Tejo, Syauki, Araya. Nah dah lengkap nih Timnas 9-5.
Dan juga cewek-cewek yang gak kalah pentingnya bagi kelas 9-5. Cewek2 kelas 9-5 memang banyak yang kreatif, terbukti sering menjadi juara mading. Tokoh yang penting disini untuk mengetuai adalah si absen 13, CutAY, si juragan pulsa yang menjadi sumber penyebarluasan informasi sekelas(tnq Cut). Dan juga cewek kaya Heksa and the gank(Heksa, Iyus, Rara, dan juga Zidni) yang kaya akan prestasi menari……menari…….Juga cewek berprestasi kaya Fadilah. Ada juga gank cewek heboh kayak Lia, Debby, Farras, dan Chintiya yang membuat kelas menjadi berwarna. Ah mendingan biar kesebut semua tak absen aja ah: Senja, Bella, Iyus, Ria, April(doakan semoga jadian dengan Raka, Amin), Arinto eh nggak ding, Chintia, Lia, Cutek, Fadilah, Farras, Isna, Rara, Heksa, Nadia, Diana(nah inilah yang sebenarnya tokoh yang patut ditiru, mempunyai ketegasan yang tinggi, tapi ketawanya jangan!!!), Zidni, Ais, Ruth, Tunjung, Visca, dan Debby.
Ya, itulah kenangan yang tidak akan kulupakan. Meskipun jika besar nanti aku bisa melanglangbuana, aku tidak akan pernah bisa melupakan masa-masa ini. Karena di SMP lah aku menemukan jati diri pertamaku.

Senin, 24 Januari 2011

1. Gordon Banks (Inggris)


Gordon Banks adalah kiper paling hebat sepanjang masa versi Soccer Blog. Ia membuktikan dengan kemampuannya yang sungguh hebat dengan bakat yang luar biasa. Ia pernah menepis sundulan Pele pada piala dunia 1970 yang sudah 90% hampir masuk. Itu dinobatkan sebagai penyelamatan terhebat sepanjang masa dan Pele semdiri mengakuinya.

2. Lev Yashin (Uni Soviet/Russia)


Mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar nama ini, karena pemain ini pun sudah meninggal. Ia memiliki refleks yang bagus dan cepat saat menepis bola. Selama berkarir dalam sepak bola, dia juga banyak memenangkan piala. Ia juga telah menepis lebih dari 150 tendangan penalti. Namun, pada tahun 1986 ia mengalami hal yang tragis. Cedera lutut kaki kanannya yang sangat parah, membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan.

3. Peter Schmeichel (Denmark)


Peter Schmeichel merupakan kiper terhebat karena karirnya yang sukses dan kemampuannya yang fantastis. Dengan badan tinggi besar, ia membawa Manchester United meraih treble winner pada musim 1997-1998 dan membawa Denmark juara Piala Eropa 1992. Ia pun juga telah mendapat predikat kiper terbaik dunia empat kali pada tahun 1992, 1993, 1997, 1999.

4. Dino Zoff (Italia)


Dino Zoff adalah salah satu legenda Italia dan Juventus. Ia juga merupakan salah satu kiper yang masih bermain pada saat usia 41 tahun untuk tim nasional dan clubnya. Ia pun telah mepersembahkan 6 gelar Serie A kepada Juventus dan 1 piala dunia kepada tim nasional italia.

5. José Luis Chilavert (Paraguay)


José Luis Chilavert mungkin adalah kiper profesional yang paling sering membuat gol. Terbukti dengan 67 gol yang sudah dibuatnya selama berkarir menjadi kiper. Pada tahun 1999, ia memecahkan sejarah dengan mencetak hat-trick pertama yang dilakukan oleh kiper. Dia juga telah mendapat gelar kiper terbaik tahhun 1995, 1997, dan 1998.

6. Van Der Sar (Belanda)


Van Der Sar memang salah satu kiper terhebat sepanjang masa. Ia masih bermain sampai umur 40 tahun (musim 2010-2011) untuk membela Manchester Uited. Bersama Paul Scholes dan Ryan Giggs yang sama-sama sudah tua, mengantarkan MU menjuarai berbagai gelar. Ia menjaga gawangnya dengan tubuh yang tinggi dan tangannya yang panjang.

7. Claudio Taffarel (Brazil)



Claudio Taffarel dinobatkan sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa karena banyak gelar yang dipersembahkannya kepada tim nasional Brazil. Dengan membawa Brazil menang piala dunia 1994 dan membawa Brazil ke final pada 1998 (walaupun kalah 3-0 oleh Prancis di final) serta ia juga mengantarkan Brazil juara Copa America pada tahun 1989 dan 1997. Selain itu dia juga memiliki skill yang mumpuni sebagai kiper.

Jumat, 21 Januari 2011

10 bek terbaik dalam sejarah

Bek atau pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia sepak bola, merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah pertahanan agar para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan mereka dan kemudian mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik berasal dari italia, hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola italia memang mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua bek-bek terbaik di dunia berada di Italia,

Berikut adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :

10. Daniel Passarella (Argentina)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Inilah pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan, ia pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa. Meski demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi miliknya hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.

9. Giacinto Facchetti (Italia)

Meski karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia. Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963, 1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.

8. Lothar Matthaus (Jerman)

Matthaus baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah 30-an. Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun ia bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa tidak? Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya, ditambah dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala UEFA, satu Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola Jerman menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan FIFA pun tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.

7. Fabio Cannavaro (Italia)

Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.

6. Roberto Carlos (Brasil)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Roberto Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa timnya ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil menang empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi tendangan bebas juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997, ketika ia mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.

5. Lilian Thuram (Prancis)

Bek Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub di tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis. Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

4. Franco Baresi (Italia)

Baresi menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.

3. Bobby Moore (Inggris)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Pemain bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai pemain bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.

2. Paolo Maldini (Italia)

Ia tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak kurang dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.

1. Franz Beckenbauer (Jerman)

Italia boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak ada yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”. Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya. Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat elegan.

Lebih dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola modern.