THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Entri Populer

Senin, 24 Januari 2011

1. Gordon Banks (Inggris)


Gordon Banks adalah kiper paling hebat sepanjang masa versi Soccer Blog. Ia membuktikan dengan kemampuannya yang sungguh hebat dengan bakat yang luar biasa. Ia pernah menepis sundulan Pele pada piala dunia 1970 yang sudah 90% hampir masuk. Itu dinobatkan sebagai penyelamatan terhebat sepanjang masa dan Pele semdiri mengakuinya.

2. Lev Yashin (Uni Soviet/Russia)


Mungkin banyak orang yang belum pernah mendengar nama ini, karena pemain ini pun sudah meninggal. Ia memiliki refleks yang bagus dan cepat saat menepis bola. Selama berkarir dalam sepak bola, dia juga banyak memenangkan piala. Ia juga telah menepis lebih dari 150 tendangan penalti. Namun, pada tahun 1986 ia mengalami hal yang tragis. Cedera lutut kaki kanannya yang sangat parah, membuat dokter terpaksa mengamputasi kakinya dan empat tahun kemudian ia meninggal setelah mengalami komplikasi dalam pembedahan.

3. Peter Schmeichel (Denmark)


Peter Schmeichel merupakan kiper terhebat karena karirnya yang sukses dan kemampuannya yang fantastis. Dengan badan tinggi besar, ia membawa Manchester United meraih treble winner pada musim 1997-1998 dan membawa Denmark juara Piala Eropa 1992. Ia pun juga telah mendapat predikat kiper terbaik dunia empat kali pada tahun 1992, 1993, 1997, 1999.

4. Dino Zoff (Italia)


Dino Zoff adalah salah satu legenda Italia dan Juventus. Ia juga merupakan salah satu kiper yang masih bermain pada saat usia 41 tahun untuk tim nasional dan clubnya. Ia pun telah mepersembahkan 6 gelar Serie A kepada Juventus dan 1 piala dunia kepada tim nasional italia.

5. José Luis Chilavert (Paraguay)


José Luis Chilavert mungkin adalah kiper profesional yang paling sering membuat gol. Terbukti dengan 67 gol yang sudah dibuatnya selama berkarir menjadi kiper. Pada tahun 1999, ia memecahkan sejarah dengan mencetak hat-trick pertama yang dilakukan oleh kiper. Dia juga telah mendapat gelar kiper terbaik tahhun 1995, 1997, dan 1998.

6. Van Der Sar (Belanda)


Van Der Sar memang salah satu kiper terhebat sepanjang masa. Ia masih bermain sampai umur 40 tahun (musim 2010-2011) untuk membela Manchester Uited. Bersama Paul Scholes dan Ryan Giggs yang sama-sama sudah tua, mengantarkan MU menjuarai berbagai gelar. Ia menjaga gawangnya dengan tubuh yang tinggi dan tangannya yang panjang.

7. Claudio Taffarel (Brazil)



Claudio Taffarel dinobatkan sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa karena banyak gelar yang dipersembahkannya kepada tim nasional Brazil. Dengan membawa Brazil menang piala dunia 1994 dan membawa Brazil ke final pada 1998 (walaupun kalah 3-0 oleh Prancis di final) serta ia juga mengantarkan Brazil juara Copa America pada tahun 1989 dan 1997. Selain itu dia juga memiliki skill yang mumpuni sebagai kiper.

Jumat, 21 Januari 2011

10 bek terbaik dalam sejarah

Bek atau pemain belakang adalah posisi yang sangat vital dalam dunia sepak bola, merekalah benteng pertahanan yang harus menjaga daerah pertahanan agar para striker lawan tidak dapat membobol pertahanan mereka dan kemudian mencetak gol. Bagi banyak orang , Bek-bek terbaik berasal dari italia, hal ini mungkin karna gaya permainan sepakbola italia memang mengandalakan pertahanannya. tapi ternyata tidak semua bek-bek terbaik di dunia berada di Italia,

Berikut adalah daftar 10 bek terbaik di Dunia sepanjang masa yang didasarkan pada prestasi dan skill rata-rata pemain selama masa bermain :

10. Daniel Passarella (Argentina)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Inilah pemain serba bisa dari Argentina. Jago bertahan maupun menyerang, dan membantu terciptanya peluang bagi rekan setimnya, sekaligus menyapu bersih usaha lawan-lawannya. Ia juga dikenal efektif dalam eksekusi penalti dan tendangan bebas. Dengan 134 gol dalam 451 pertandingan, ia pernah mencetak rekor sebagai bek paling haus gol sepanjang masa. Meski demikian, rekor yang sama di Serie A Italia masih menjadi miliknya hingga saat ini. Ia sering dibandingkan dengan Beckenbauer.
Prestasinya yang paling menonjol adalah dua kali juara dunia bersama Argentina, yaitu pada 1978 dan 1986. Ia juga memenangkan Liga Utama Argentina selama empat kali bersama River Plate.

9. Giacinto Facchetti (Italia)

Meski karirnya berawal sebagai pemain depan, Facchetti kemudian beralih menjadi salah satu bek paling efektif dalam sejarah sepakbola Italia. Rentetan gelar yang dikoleksinya antara lain adalah Scudetto pada 1963, 1965, 1966, dan 1971; Coppa Italia 1978; Piala European Champions Club (sekarang Liga Champions) 1964 dan 1965; Piala Intercontinental 1964 dan 1965, serta pemenang Euro 1968. Hebatnya lagi, semua gelar klubnya diraih bersama satu klub, yaitu Inter Milan.
Tak heran jika Pele memasukkannya dalam daftar FIFA 100.

8. Lothar Matthaus (Jerman)

Matthaus baru bermain sebagai pemain belakang saat usianya sudah merambah 30-an. Sebelumnya ia lebih banyak berada di lini tengah. Toh dimanapun ia bermain, Maradona menyebutnya sebagai rival terberat. Dan kenapa tidak? Tak kurang dari tujuh gelar Bundesliga pernah menjadi miliknya, ditambah dengan tiga Piala Jerman, sebuah mahkota Serie A, dua Piala UEFA, satu Kejuaraan Eropa, serta Piala Dunia. Komunitas sepakbola Jerman menobatkannya menjadi pemain terbaik pada 1990 dan 1999, dan FIFA pun tak segan memberikan gelar pemain terbaik dunia 1991 padanya.
Sayang karirnya sebagai pelatih tidak secemerlang itu. Ia dipecat dari timnas Hongaria dan Red Bull Salzburg.

7. Fabio Cannavaro (Italia)

Kapten Italia ini merupakan bek pertama yang dinobatkan menjadi Pemain Terbaik Dunia oleh FIFA setelah Italia menjuarai Piala Dunia pada 2006. Pada tahun yang sama, ia juga memenangi gelar Pemain Terbaik Eropa, dan dua kali terpilih dalam pasukan FIFPro World XI, yaitu pada 2005/06 dan 2006/07.
Sayang, walau pernah meraih gelar juara La Liga dua kali dengan Real Madrid, ia belum pernah menang di Serie A.

6. Roberto Carlos (Brasil)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Roberto Carlos tampil di tiga Piala Dunia bersama Brasil. Selain membawa timnya ke final 1998, ia juga menjadi pemain kunci pada saat Brasil menang empat tahun kemudian. Kontribusinya sebagai pengeksekusi tendangan bebas juga tidak bisa diremehkan, termasuk pada 3 Juni 1997, ketika ia mencetak gol dari jarak 35 m saat melawan Prancis.
Di Real Madrid, ia meraih empat gelar juara La Liga, tiga Liga Champions dan dua Piala Intercontinental. Ia juga merupakan salah satu dari enam pemain yang tampil lebih dari seratus kali di Liga Champions. Pele memasukkannya dalam daftar 125 pemain sepakbola terhebat sepanjang masa pada Maret 2004. Ia juga mendapat pengakuan sebagai legenda sepakbola internasional, dengan diberikannya Penghargaan Kaki Emas 2008.

5. Lilian Thuram (Prancis)

Bek Prancis paling sukses, dengan koleksi berbagai trofi dari empat klub di tiga negara, dan dua gelar internasional bersama timnas Prancis. Kemampuannya dalam membaca permainan dan menempatkan diri di lapangan membuatnya berbeda dari pemain bertahan kebanyakan.
Ia telah tampil dalam 142 pertandingan untuk Prancis, yang menjadikannya pemain yang paling sering diturunkan. Meski kurang mendapat pujian jika dibandingkan dengan bintang Prancis lainnya, seperti Zinedine Zidane dan Theirry Henry, perannya di timnas tidak kalah pentingnya. Ia membantu Prancis memenangkan Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000.

4. Franco Baresi (Italia)

Baresi menggawangi lini bertahan AC Milan dalam masa yang oleh banyak pengamat dinyatakan memiliki empat bek terbaik sepanjang sejarah, yaitu ia sendiri, Paolo Maldini, Alessandro Costacurta dan Mauro Tassotti. Ia juga menghabiskan seluruh karirnya di AC Milan dengan 532 pertandingan.
Ia mengoleksi enam Scudetto, tiga Piala Eropa dan Piala Dunia 1982, walau hanya sebagai cadangan. Paolo Maldini banyak berguru padanya, dan bahkan perkembangan karirnya kemudian mirip dengan Baresi. Ketika kemudian ia gantung sepatu, Milan memutuskan untuk menyimpan nomor punggung 6 yang selalu dikenakannya, sebuah penghargaan yang jarang dilakukan di Italia.

3. Bobby Moore (Inggris)

bagikan artikel ini dengan teman facebook sobat
Pemain bertahan yang tenang, Moore banyak dipuji karena kemampuannya dalam membaca arah pertandingan dan mengantisipasi pergerakan lawan. Ia bukan bek yang hanya mengandalkan tekel keras. Pele menyebutnya sebagai pemain bertahan paling jujur yang pernah dilawannya.
Pada 29 Mei 1963, ia menerima ban kapten timnas Inggris ketika baru berusia 22 tahun, dan menjadi kapten tim senior Inggris termuda sepanjang masa. Prestasi terbesarnya adalah membawa Inggris menjuarai Piala Dunia 1966.

2. Paolo Maldini (Italia)

Ia tidak hanya hebat karena memiliki kesetiaan yang besar kepada klubnya, AC Milan. Lebih dari itu, ia adalah bek paling berprestasi. Bersama Milan, ia meraih tujuh Scudetto dan lima titel Liga Champions. Sebagai pemain yang paling banyak tampil untuk timnas Italia, Ia juga menjadi langganan tetap gelar pemain terbaik sepanjang karirnya. Tidak kurang dari Lilian Thuram pernah mengakui ingin sepertinya.
Satu-satunya kekurangannya adalah ia tidak pernah merasakan juara Piala Dunia.

1. Franz Beckenbauer (Jerman)

Italia boleh saja menyumbangkan banyak nama dalam daftar ini. Tapi, tidak ada yang lebih patut berada di posisi puncak daripada “Sang Kaisar”. Buktinya, banyak pemain yang merasa bangga jika dibandingkan dengannya. Selain seabrek trofi yang dikoleksinya, kejeniusannyalah yang membuat ia menjadi sosok yang susah dilupakan. Sepak terjangnya di lapangan sangat elegan.

Lebih dari itu, ia adalah pemikir ulung yang membawa revolusi di dunia sepakbola dengan menciptakan peran libero menyerang. Sebelumnya, tak seorangpun pernah berpikir bahwa seorang sweeper juga perlu untuk maju untuk membantu penyerangan, apalagi mencetak gol. Beckenbauer menciptakan taktik ini, dan menjadikannya sebagai bagian dari sepakbola modern.

klasemen sementara lpi

Klasemen LPI atau Klasemen Liga Primer indonesia, bagi anda yang biasa menyaksiakan pertandingan Liga indonesia di isl dan udah pada tahu klasemen liga super indonesia, nah baru-baru ini ada kompetisi liga terbaru di indonesia yang belum di restui oleh PSSI meski demikian pergelaran LPI atau Liga primer indonesia tetap di gelar, dab bagi anda yang ingin mengetahui klasemen sementara LPI 2011 berikut ini saya berikan untuk anda

Klasemen Liga Primer Indonesia / LPI
No.
Klub M M S K SG Nilai
1. Persema 1 1 0 0 5 - 1 3
2. Medan Chiefs 1 1 0 0 2 - 0 3
3. Batavia Union 1 1 0 0 2 - 0 3
4. Persebaya 1927 1 1 0 0 2 - 1 3
5. Bali Devata 1 1 0 0 1 - 0 3
6. Semarang United 1 1 0 0 1 - 0 3
7. Medan Bintang 0 0 0 0 0 - 0 0
8. Cendrawasih Papua 0 0 0 0 0 - 0 0
9. Aceh United 0 0 0 0 0 - 0 0
10. Manado United 0 0 0 0 0 - 0 0
11. Jakarta 1928 0 0 0 0 0 - 0 0
12. PSM 0 0 0 0 0 - 0 0
13. Bogor Raya 0 0 0 0 0 - 0 0
14. Bandung FC 1 0 0 1 1 - 2 0
15. Real Mataram 1 0 0 1 0 - 1 0
16. Tangerang Wolves 1 0 0 1 0 - 1 0
17. Persibo 1 0 0 1 0 - 2 0
18. Minangkabau FC 1 0 0 1 0 - 2 0
19. Solo FC 1 0 0 1 1 - 5 0

martin keown (arsenal)

Martin Raymond Keown (born July 24, 1966) is a former English footballer, with full Irish heritage, who spent most of his career at Arsenal.

A tough and uncompromising centre back from Oxford, Keown played for local sides as a boy, before joining Arsenal on a schoolboy contract in 1980, though he made his professional debut on loan at Brighton & Hove Albion in 1984. Keown returned to Arsenal to make 22 appearances, before being sold by new Arsenal boss George Graham to Aston Villa in 1987.

Keown played for Villa for three seasons, before moving to Everton in the summer of 1989; at Everton he made his England debut in 1992 against France. With an injury to Mark Wright he was called up into England’s squad for Euro ’92, and played in all three of England’s matches.

In February 1993, Keown was re-signed by his old club, Arsenal, for £2 million. Keown competed with Steve Bould for the second central defence place alongside Tony Adams. Keown didn’t feature in Arsenal’s FA Cup and League Cup double of 1993 thanks to being cup-tied, and was only a sub in Arsenal’s Cup Winners’ Cup win over Parma the following year. However, he became an integral part of Arsene Wenger’s double Double winning sides of 1998 and 2002.

Keown’s early ascension to the England team under Graham Taylor did not continue under Terry Venables, who ignored him completely. Keown earned a recall from Glenn Hoddle in 1997, and Keown went to the 1998 World Cup, but did not play. Keown became a regular under Kevin Keegan (captaining the side against Finland) and played in two of England’s Euro 2000 matches. By the time Sven-Goran Eriksson became manager, Keown’s age was starting to count against him, though he went to the 2002 World Cup, again as a non-playing squad member. In all he played 43 times for England, scoring two goals.

Keown remained at Arsenal until 2004, winning another Premier League title, before being released on a free transfer. He signed for Leicester City, but left after less than six months (it was rumoured he had fallen out with Leicester boss Micky Adams), and signed for Reading in January 2005 until the end of the season, whereupon he retired from the game.

Keown joined the coaching staff of A.F.C. Newbury in August 2005, but is now coaching back at former club Arsenal where he is taking his coaching badges.

makalah b.indo


Kata Pengantar
Puji syukur haruslah kita panjatkanke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya, makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan.
Sepak bola memang sudah mendarah daging dalam pemikiran kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap ada sebuah event tentang persepakbolaan nasional, pasti masyarakat langsung meresponsnya. Ada yang merespons secara berlebihan, tetapi juga ada yang biasa-biasa saja. Tetapi respons masyarakat sering terhalangi oleh pihak-pihak bermasalah yang ingin membuat masalah. Dan dampak utamanya adalah penurunan prestasi Timnas Indonesia.
Makalah ini menyajikan apa-apa saja masalah dalam persepakbolaan Indonesia, seperti carut-marutnya pengurusan PSSI sebagai induk organisasi sepak bola Indonesia sampai pada kerusuhan supporter. Dan juga di bagian akhir makalah ini tersaji berbagai saran yang membangun dari penulis dan juga beberapa narasumber.
Terakhir, penulis memohon maaf bila ada kata-kata yang tidak berkenan dibenak para pembaca yang dapat menimbulkan salah persepsi. Dan juga penulis dengan lapang dada menerima berbagai kritik dan saran dari para pembaca. Semoga bermanfaat dan selamat membaca.
Yogyakarta, 2011
Penulis


BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PSSI, yang merupakan induk organisasi sepak bola yang sudah diakui negara, telah diberi kepercayaan oleh negara untuk mengatur segala sistem dalam persepakbolaan Indonesia agar berjalan dengan baik sebagaimana semestinya. PSSI dibentuk pertama kali oleh Ir. Soeratin Sosrosoegondo pada tanggal 19 April 1930 di Yogyakarta. Tentunya, beliau berkeinginan membentuk PSSI dengan dilandasi oleh rasa cintanya pada tanah air, terutama pada sepakbola tanah air. Sehingga, mulai tahun 1966 diadakanlah turnamen Piala Suratin.
Saat ini seringkali kita sebagai rakyat Indonesia, yang juga ikut berperan serta dalam kemajuan negara, melihat apa yang dikerjakan PSSI tidak sesuai dengan keinginan kita. Kita pasti bersikap kecewa terhadap kinerja PSSI. Menyoroti kinerja PSSI memang sudah menjadi ”buah bibir warung kopi”, karena memang sangatlah enak dan melegakan jika sudah curhat tentang buruknya PSSI. Mulai dari keputusan-keputusan kontroversial dari sang ketua, yaitu Nurdin Halid, buruknya pembinaan pemain usia muda, sampai berita paling panas akhir-akhir ini, yaitu ketegangan antara PSSI dengan LPI (Liga Primer Indonesia).
Kita sebagai warga negara Indonesia, pasti sangat geram dengan kinerja buruk PSSI. Bahkan ada yang sampai membenci ketuanya. Jika ditelaah secara seksama, pasti banyak sekali usul dari masyarakat yang tidak ditanggapi oleh PSSI alias acuh tak acuh. Dan juga masih banyak masyarakat yang bingung, bagaimana caranya usul ke PSSI? Ataukah harus dengan demonstrasi?
Tetapi, kita tidak boleh menyalahkan sepenuhnya kegagalan persepakbolaan Indonesia ini kepada PSSI. PSSI memang salah, tetapi kita juga harus introspeksi diri. Apakah yang sudah kita lakukan untuk kemajuan sepakbola Indonesia? Dan bermacam pertanyaan lainnya. Jika tak ada PSSI, kita pun juga tak bisa terwakili dalam pentas sepakbola dunia.
Oleh karena itu, sangat banyaklah hal yang perlu diuraikan tentang masalah-masalah tersebut. Yang pasti, setelah masalah tersebut diuraikan, kita harus secepat mungkin memperbaikinya. Yang jelek harus kita buang dan yang baik harus kita tingkatkan. Dan juga tak kalah penting, kita harus berdoa kepada Tuhan YME agar Ia memberikan berkah-Nya atas apa yang sudah kita kerjakan.













1.2 Sistematika Penulisan
Untuk memberikan gambaran-gambaran yang lebih jelas dan rinci tentang makalah ini, penulis banyak mengutip dari berbagai sumber dan pustaka yang berhubungan dengan sepakbola Indonesia. Sumber-sumber digunakan pembaca dalam mencari referensi adalah Google (search engine), koran-koran bagian olahraga, dan juga sebuah buku
Tak hanya mengutip dan membaca sumber, penulis juga mensurvei beberapa orang dengan pertanyaan-pertanyaan yang dibuat oleh penulis. Lalu, penulis juga membandingkan sistem persepakbolaan Indonesia dengan persepakbolaan negara lain yang lebih maju seperti Inggris, Spanyol, atau Brazil.
Wawancara pun sedikit diperlukan. Penulis melakukan wawancara dengan guru olahraga dan beberapa orang yang mengerti dan berkecimpung dalam persepakbolaan Indonesia. Selain itu, sedikit pengalaman yang dipunyai penulis pun tertuang dalam makalah ini.









1.3 Ruang Lingkup
Makalah ini dibuat penulis untuk ditujukan terutama kepada para pengurus (baik pusat maupun daerah). Karena menurut penulis, pihak yang paling bertanggung jawab atas kemerosotan prestasi Timnas Indonesia adalah PSSI.
Selain itu, makalah ini cocok untuk dibaca oleh para suporter, pecinta bola tanah air, dan juga seluruh rakyat Indonesia. Makalah ini juga mengingatkan mereka yang selalu menghina dan menyudutkan PSSI agar mereka dapat menjadi tahu apa masalah utamanya supaya mereka juga ikut berpartisipasi dalam persepakbolaan nasional. Hal itu dimaksudkan agar tidak terjadi perpecahan, tetapi penulis ingin semua pihak yang terkait bersatu untuk kemajuan persepakbolaan Indonesia.













1.4 Tujuan
1. Tujuan Utama
Mencari dan menjabarkan masalah-masalah dalam persepakbolaan Indonesia serta mencari jalan keluarnya.
2. Tujuan khusus
  1. Mengingatkan kepada PSSI sebagai induk organisasi sepakbola Indonesia agar menjalankan tugas dengan benar.
  2. Menghimbau suporter untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak penting sehingga tidak mengganggu persepakbolaan Indonesia.
  3. Memberikan pengetahuan kepada rakyat Indonesia agar lebih mencintai sepakbola Indonesia.

Sabtu, 15 Januari 2011

arsenal

arsenal arsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenalarsenal